BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia, berkomentar soal kecelakaan yang dialami Marc Marquez pada hari pertama MotoGP Jerman 2024.
MotoGP Jerman 2024 yang digelar di Sachsenring telah merampungkan rangkaian sesi di hari pertama, Jumat (5/7/2024) kemarin.
Sejumlah momen terekam salah satunya adalah nasib apes yang dialami pembalap milik Gresini Racing yaitu Marc Marquez.
Pembalap berjuluk Baby Alien itu mengalami kecelakaan akibat ban yang selit tatkala melibas tikungan 11 dengan optimal.
Crash tersebut membawa dampak bagi Marquez di mana dia mengakui mengalami patah tulang jari telunjuk kiri dan memar di tulang rusuk.
Peraih delapan gelar juara dunia tersebut bukanlah satu-satunya korban dari tikungan 11 yang menjelma bak tikungan maut.
Rekan setim Bagnaia, Enea Bastianini dan Marco Bezzecchi dari tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team juga mengalaminya.
Petaka yang dialami Marquez menghadirkan reaksi bernada takut dari seorang Francesco Bagnaia menghadapi hari kedua MotoGP Jerman 2024.
Juara kelas MotoGP dalam dua musim terakhir itu tidak berani menggeber kuda besinya dengan kencang seperti di titik lainnya.
Baca Juga: MotoGP Jerman 2024 - Marc Marquez Apes di Hari Pertama, Ada Kesan Khawatir Dibayangi Hantu Lama
"Saya bisa merasakan bagian depan motor ini mulai mendekat, saya hanya melaju pelan dan berharap tak kehilangan kendali," ucap Bagnaia.
Situasi semakin sulit untuk menaklukkan tikungan tersebut dengan kondisi angin yang mendorong rider bisa keluar dari jalur.
"Itulah yang terjadi hari ini, juga karena angin mendorong laju Anda ke sisi luar (racing line), sejujurnya saya takut di tikungan itu," kata Bagnaia.
"Dengan ban baru, daya cengkeram di bagian belakang sangat tinggi dan mendorong bagian depan."
"Itu sudah menjadi hal yang kritis di masa lalu, tetapi mungkin lebih buruk lagi sekarang," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
Di mata Bagnaia, kepiawaian pembalap dalam memainkan rem di titik tersebut menjadi kunci untuk meminimalisir crash.
"Jika Anda melihatnya, semua orang pada saat itu terjatuh di flying lap pertama," ucap Bagnaia menjelaskan.
"Karena di lap terakhir Anda tidak bisa mendorong terlalu banyak, suhu ban turun dan Anda harus sangat berhati-hati saat tiba di sana."
"Sulit karena saat Anda mencapai kecepatan 300 km per jam Anda harus mengerem dengan keras."
"Bagian belakang motor terangkat dan bagian depan berisiko menutup."
"Anda harus pandai mengerem dengan memanfaatkan cengkeraman ekstra di bagian belakang," imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar