BOLASPORT.COM - Tunggal putra Indonesia, Richie Duta Richardo, harus puas dengan medali perunggu setelah takluk dari Kejuaraan Asia Junior 2024.
Debut Richie Duta Richardo di Kejuaraan Asia Junior harus berakhir di tangan sang juara bertahan, Hu Zhe An (China), di babak semifinal.
Richie kalah dengan skor 13-21, 14-21 dalam pertandingan yang dihelat di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu (6/7/2024).
Beberapa kali Richie tertinggal dan bisa mendekat, atau bahkan menyamakan.
Namun, juara Pembangunan Jaya Raya International Grand Prix 2023 itu sering kehilangan momentum sesudahnya.
Hu mengungguli Richie dalam reli. Kemenangan akhirnya menjadi miliki wakil Negeri Tirai Bambu yang baru saja berduka karena kematian rekannya, Zhang Zhe Jie.
"Harusnya bisa lebih, tapi dapetnya semifinal, ya udah bersyukur aja," kata Richie kepada BolaSport.com dan awak media lainnya setelah pertandingan.
"Saya kalah cepat, jadi pengembalian bolanya tanggung semua. Lawan dapat bola-bola yang enak jadi gampang buat matiin saya. Sama banyak mati sendiri."
Salah satu situasi yang menyulitkan Richie adalah ketika lawan mendorong bola ke belakang, utamanya ke posisi backhand.
Pengembalian Richie sering tanggung atau bahkan tidak menyeberang.
"Banyak matinya di situ karena saya menang angin jadi coba ngasih pukulannya lebih pelan, gak sekencang di set kedua," kata Richie.
"Cuma kadang bolanya muter gitu, tapi itu gak bisa dijadiin alasan."
Richie juga merasakan tekanan saat bertanding. Posisi tertinggal dalam perolehan poin yang hampir terus dialaminya sepanjang pertandingan membuatnya tegang.
"Awal ada tekanan, gak terlalu mikirin ke situ, cuma fokus untuk memberikan yang terbaik," kata Richie.
"Pas poin-poin ketinggalan. Setelah interval kan jarak poinnya mulai jauh. Jadi ada tekanan dikit, tegangnya dapet lagi."
"Terus pas poinnya ketinggalan dan bisa mengejar, itu juga ada pressure-nya. Hari ini sebenarnya tekanannya gak sebesar yang kemarin tapi masih mengganggu."
Richie setidaknya pulang dengan membawa bekal.
Dari lawan yang lebih berpengalaman, dia belajar tentang bagaimana gerak-gerik di lapangan bisa turut memengaruhi jalannya pertandingan.
"Kalau habis reli, bahasa tubuh dia gak sembarangan. Dia kelihatan gak capek. Sebenarnya tahu juga kalau capeknya disimpan. Cuma dia gak nunjukkin," katanya.
"Kalau saya mungkin beberapa kali nunjukkin, terutama setelah reli-reli panjang, kayak goyang gitu badannya. Jadi dia makin pede."
Walau hasilnya tidak maksimal, pencapaian bagus di Kejuaraan Asia Junior 2024 membuat Richie bersemangat untuk turnamen berikutnya.
Richie menatap Kejuaraan Dunia Junior 2024. Indonesia menjadi juara bertahan di tunggal putra berkat pencapaian emas Alwi Farhan pada tahun lalu.
"Berharap bisa bermain di WJC (World Junior Championships, red). Mau beregu atau individu, tidak masalah. Yang penting bisa bertanding," katanya lagi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar