"Kami sempat mengalami masalah teknis dan kami harus menggunakan motor lain," tambahnya.
Sementara itu komentaror Michael Laverty menganalisis aksi comeback Marquez yang gila justru memang terpacu dari banyaknya rintangan yang mengadang pembalap berjuluk si Semut dari Cervera.
"Itu yang memicunya untuk beraksi," kata Laverty.
"Frankie sempat melebar dan berusaha kembali ke jalurnya. Ada ruang terbuka dan Marc berusaha tetap berada di jalur dia di sana."
"Tapi lalu terjadi kontak (hampir crash), airbag Marc terbuka, layar dasbornya pecah."
"Kaki mereka spontan menjaga keseimbangan, ada insiden balapan. Yang mana itu mungkin membuat Marc justru kian terpacu," jelasnya.
"Marquez adalah seorang masokis (senang jika menderita), ketika rasa sakit itu datang, itu makin memacunya untuk bereaksi, dia adalah seseorang yang berbeda," tandasnya.
Malfungsi airbag bisa sangat menyakitkan bagi seorang pembalap, sebagaimana yang dituturkan mantan test rider Suzuki Ecstar, Sylvain Guintoli.
"Itu akan sangat menyaktkan tulang rusuknya. Memang akan mengempis kembali, tapi butuh waktu," katanya.
"Kalau menggembung, rasanya sangat tidak nyaman, rasanya pasti sakit. Airbag yang mengembang ada di lengan, sisi tubuh, punggung, semuanya akan jadi terasa kencang dan Anda jadi sulit bernapas," jelas Guintoli.
Dengan berhasil meraih runner-up di GP Jerman 2024, Marquez masih bertahan di peringkat 3 klasemen dengan mengumpulkan 166 poin.
Setidaknya, Marquez dapat menikmati liburan musim panas dengan semringah sebelum kompetisi kembali dilanjutkanpada MotoGP Inggris 2024 pada 2-4 Agustus 2024.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Crash.net, TNT Sports |
Komentar