BOLASPORT.COM - Manajer tim Prima Pramac Racing, Gino Borsoi, mengungkapkan kekhawatiran yang dialami pembalapnya yakni Jorge Martin pada MotoGP 2024.
Jorge Martin kembali melakukan kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi dalam misinya untuk menjadi juara dunia pada musim ini.
Tiga kecelakaan dengan skema yang hampir mirip sudah dialami pembalap berusia 26 tahun asal Madrid, Spanyol itu.
Pada balapan hari Minggu saja, Martin bahkan sudah terjatuh dua kali saat sedang memimpin lomba pada GP Spanyol dan terkini, GP Jerman.
Sementara satu insiden lainnya dialami Martin pada sprint GP Italia. Dia terjatuh saat sedang berada di urutan ketiga, juga dalam insiden kecelakaan tunggal.
Kecelakaan memang bisa terjadi dalam balapan.
Namun, kekhawatiran mulai dirasakan manajer tim karena kesalahan itu sudah terjadi tiga kali pada musim ini dan di posisi yang penting.
Hasil gagal finis pada balapan MotoGP Jerman menyebabkan Martin digusur oleh rival utamanya, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), dari puncak klasemen.
"Inilah balapan," kata Borsoi kepada media Spanyol AS.com dilansir BolaSport.com.
"Hal-hal semacam ini sudah sering terjadi dan merupakan bagian dari lomba, terutama ketika kita melaju dengan kecepatan tinggi seperti yang kami lakukan tahun ini."
"Di sini kita melihat bahwa Jorge dan Pecco selangkah lebih maju. Balapannya mencapai batas dengan waktu lap yang hampir mustahil, terutama dengan manajemen ban sebelumnya."
"Dalam beberapa lap terakhir dia mengalami beberapa masalah dan momen menakutkan dengan ban depan, karena bannya sudah mencapai batasnya."
Borsoi menekankan bahwa nol poin dari Sachsenring bukan semata-mata kesalahan Martin seorang tetapi juga tim Pramac.
Borsoi merasa Pramac gagal sebagai sebuah tim dalam membantu Martin untuk keluar dari tren buruk untuk terjatuh ketika sedang memimpin.
Tahun lalu, insiden serupa juga terjadi pada balapan MotoGP Indonesia. Martin juga kehilangan posisi sebagai pemuncak klasemen dari Bagnaia yang akhirnya menjadi juara dunia.
"Kami harus saling membantu agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi, karena kami berjuang untuk Kejuaraan Dunia dan setiap poin itu penting," katanya.
"30 poin ini menyakitkan. Itu terjadi di sini dan di Jerez, jadi kami harus bekerja, tidak hanya pembalap tetapi juga seluruh tim agar tidak terjadi lagi," ujarnya.
Insiden kecelakaan pada GP Jerman membuat manajer tim dari Italia itu khawatir dengan situasi yang akan terjadi selanjutnya.
Borsoi mengaku belum bisa membantu Martin ketika dihadapkan situasi saat ia mendapatkan banyak tekanan ketika sedang memimpin balapan.
Baca Juga: Mentalitas Jorge Martin, Masih Bisa Sombong Saat Dani Pedrosa Beri Saran soal Blunder di Sachsenring
Soal kebiasaan jatuh ketika sedang memimpin, Bagnaia juga mengalaminya dengan salah satu insiden menghentikan kebangkitannya dalam perburuan gelar pada 2021.
Sampai awal musim lalu, murid Valentino Rossi itu juga mengalaminya hingga pencapaiannya cuma menang atau nol poin pada tujuh balapan pertama.
Konsistensi akhirnya didapatkan Bagnaia. Rapornya pada awal musim ini jauh lebih baik dengan 6 kemenangan dari 9 balapan. Dia juga cuma sekali gagal finis dan sekali gagal podium.
Martin dan Pramac fokus dengan diri mereka sendiri.
"Dia (Martin) adalah seorang pembalap talenta," ucap Borsoi.
"Namun, seperti semua talenta lainnya, ada beberapa hal yang tidak hanya bisa diperbaiki oleh pembalap sendirian dan orang-orang di sekelilingnya harus lebih banyak membantunya."
"Saya pikir ini adalah kunci bagi tim dan saya juga harus menemukan cara untuk membantunya dalam situasi seperti ini."
"Untuk menemukan langkah terakhir agar menjadi lebih baik," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | AS.com |
Komentar