Alhasil, kesalahan BWF ini menghadirkan kekisruhan antara Labar/Corvee dan Popov/Popov sebagai wakil tuan rumah.
Kesalahan dalam menerapkan aturan baru untuk poin dari event-event beregu membawa dampak bagi jumlah poin yang didapatkan Labar/Corvee.
Ketika dihitung dengan aturan lama, Labar/Corvee memiliki poin lebih banyak akan tetapi jumlahnya poin tersebut berkurang setelah dilakukan revisi dengan aturan baru.
Karena kesalahan BWF tersebut, Labar/Corvee merasa dirugikan dan mereka sudah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga atau CAS.
Menurut penuturan Ronan Labar, CAS sendiri sudah memberikan lampu hijau bagi mereka untuk tampil di Olimpiade Paris 2024 mendatang.
Dengan kata lain, Labar/Corvee berpotensi akan mengubah kuota persaingan di ganda putra yang sebelumnya 16 pasangan menjadi 17 pasangan.
"CAS telah dengan jelas mengindikasikan bahwa BWF memiliki kewajiban untuk meminta kehadiran kami di nomor ganda putra," kata Labar, dilansir dari L'Equipe.
Kini, Labar berharap BWF merevisi daftar kontestan sebelum dimulainya undian untuk Olimpiade Paris 2024 pada hari Jumat (12/7/2024).
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - 3 Wakil Indonesia di Zona Unggulan, Jonatan Christie Bisa Dapat Hak Istimewa
"Ini adalah kemenangan pertama bagi kami, karena hingga saat ini BWF menolak untuk mengubah daftar undian yang masih 16 pasangan," ucap Labar.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Lequipe.fr |
Komentar