"Kami tidak pilih lawan. Kalau kami mesti kalah ya kalah," ucap Samsul kepada BolaSport.com dan awak media lainnya setelah pertandingan.
"Seperti tahun lalu diprediksi kami lebih baik di final melawan BIN daripada Bhayangkara. Jadi kami di final tidak milih lawan."
Musim lalu, Bhayangkara menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan LavAni sepanjang bergulirnya babak reguler hingga final four.
Pertandingan final pun berlangsung ketat hingga lima set dan LavAni sempat tertinggal 1-2 dalam kedudukan set.
Meski begitu, skuad arahan Nicolas Vives itu mampu bangkit untuk memenangi laga dengan skor 3-2 (25-22, 22-25, 24-26, 25-21, 15-9).
Fokus LavAni kini mempersiapkan tim mereka agar mencapai performa puncak saat bertanding dalam laga perebutan gelar juara nanti.
Sisa dua pertandingan di babak final four akan dimanfaatkan LavAni untuk mencapai tujuan mereka yaitu hattrick gelar di Proliga.
"Yang jelas kalau LavAni kami main all out, maksimal, dan 100 persen. Terlepas kami sudah masuk ke grand final, bagi kami LavAni harus memberikan yang terbaik," ucap Samsul.
"Semuanya tergantung strategi pelatih dengan tujuan agar tercapai peak perfomance di grand final," tandas mantan pelatih timnas Indonesia ini.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar