Oleh karena itu, revitalisasi lapisan rumput dilakukan agar kualitas SUGBK nantinya memuaskan saat skuad Garuda beraksi di putaran ketiga nanti.
Pengelola GBK mengungkapan bahwa dalam revitalisasi ini tak tanggung-tanggung.
Mereka melibatkan banyak pihak yang sudah berpengalaman dalam menangani dan mengelola stadion.
Baca Juga: Bukan Stadion Patriot, Persija Pilih JIS dan SUGBK Sebagai Kandang di Liga 1 2024/2025
Untuk itu, dalam prosesnya ini melibatkan beberapa stakeholder seperti konsultan dan tenaga ahli yang berpengalaman dalam menangani pengelolaan stadion multifungsi berkelas internasional.
Revitalisasi SUGBK ini telah dimulai sejak bulan Juli dan ditargetkan selesai Oktober 2024 mendatang.
Dalam revitalisasi ini ada enam rincian pekerjaan yang dilakukan yakni pemeriksaan laboratorium, sterilisasi media tanam, leveling media tanam, penanaman rumput, proses grow-in dan perawatan intensa, dan uji fungsi dan monitoring visual lapangan.
Pekerjaan revitalisasi lapangan sepak bola di Stadion Utama GBK merupakan bagian dari rencana induk tahun 2024/2025 untuk menuju GBK yang berstandar internasional.
Venue yang memerlukan perawatan rumput terdiri dari Stadion Utama,
Lapangan Sepak Bola, Stadion Madya, Baseball, dan Softball.
Tak tanggung-tanggung untuk pemeliharaan rumput di seluruh stadion tersebut secara rutin, GBK menyiapkan anggaran tahunan antara Rp5 milyar sampai dengan Rp9 milyar tergantung pada kondisi aktual rumput pada saat akan digunakan.
Direktur Umum PPKGBK, Hadi Sulistia, mengatakan bahwa setelah melakukan serangkaian kajian, pengelola mempertimbangkan dengan melakukan modernisasi pemeliharaan rumput dengan mengadopsi teknologi.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar