Usai Inggris kebobolan, pelatih Gareth Southgate kemudian melakukan sejumlah pergantian pemain.
Yang paling krusial adalah ketika memasukkan Cole Palmer untuk menggantikan Kobbie Mainoo pada menit ke-70.
Palmer hanya butuh waktu tiga menit setelah berada di lapangan untuk membawa Inggris menyamakan kedudukan.
Memanfaatkan umpan Jude Bellingham, Palmer kemudian melepaskan tembakan ke sudut kanan bawah gawang Spanyol.
Namun, Inggris lagi-lagi harus tertinggal usai gawangnya dibobol Mikel Oyarzabal pada menit ke-86.
Gol tersebut dicetak Oyarzabal dengan meneruskan umpan silang Marc Cucurella.
Di sisa waktu, Jude Bellingham dkk. terus berusaha untuk kembali menyetarakan skor.
Namun, upaya itu pada akhirnya sia-sia.
Inggris pun kalah 1-2 dan gagal mewujudkan jargon adalan mereka 'Football is Coming Home".
Hasil ini juga sekaligus membuat Inggris back-to-back kalah di final Euro.
Pada edisi sebelumnya, Timnas Inggris gagal jadi juara setelah kalah adu penalti melawan Timnas Italia.
Dikutip BolaSport.com dari StatMuse FC, Inggris kini tercatat sebagai tim pertama dalam sejarah Piala Eropa yang kalah dua kali berturut-turut di final.
Dengan demikian, tak berlebihan rasanya bila menyebut Inggris sebagai negara paling apes dalam turnamen antarnegara paling akbar di Benua Biru ini.
England are the first nation in history to reach 2 Euro finals in a row but fail to win any of them. pic.twitter.com/z83YGRI5TO
— StatMuse FC (@statmusefc) July 14, 2024
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | twitter.com/statmusefc |
Komentar