BOLASPORT.COM - Penyebab perpisahan Pramac Racing dengan Ducati yang telah terjalin 20 tahun tidak lepas dari faktor hubungan kerja sama yang dirasa sudah mulai tak sejalan.
Salah satu kabar besar dalam bursa transfer MotoGP pada tahun ini tidak cuma berkutat pada pembalap, tetapi dari kepindahan Pramac yang fantastis.
Ya, jalinan kerja sama Pramac dan Ducati selama 20 tahun akan resmi berakhir tahun ini.
Tim milik Paolo Campinoti itu akan memulai kisah baru bersama Yamaha dengan menjadi tim satelit rasa pabrikan pada MotoGP 2025.
Dukungan penuh dengan persediaan motor spek M1 pabrikan jadi salah satu hal yang membuat Campinoti tertarik dengan proyek pabrikan Iwata tersebut.
Padahal secara hasil, jelas saat ini motor Desmosedici GP Ducati yang lebih menjanjikan di grid.
Sedangkan M1 masih sakit-sakitan.
Tetapi, Pramac yang kabarnya ditawari dengan nilai kontrak fantastis dan dukungan finansial yang mumpuni memiliki faktor lain yang membuat mereka akhirnya mau membelot ke Yamaha.
Manajer Tim Pramac, Gino Borsoi, mengungkapkan rasa berat hati yang sempat dirasakan segenap kru mereka karena harus berpisah dengan Ducati.
Tetapi Borsoi memahami situasi.
Dia tahu betul bahwa Campinoti sudah merasakan ada yang berubah dari hubungan kerja sama kedua belah pihak.
"Ini tidak mudah. Kami telah menghabiskan waktu bertahun-tahun bersama Ducati, meraih banyak prestasi," kata manajer tim pemenang Gelar Juara Dunia Tim MotoGP 2023 itu, dikutip BolaSport.com dari Paddock-GP.
"Tapi saya pikir ada saatnya Paolo (Campinoti) merasa hubungan (kerja sama) itu tidak lagi sama."
"Proyeknya (Ducati) tidak lagi sama seperti beberapa tahun lalu dan dia merasa perlu adanya perubahan," tandas Borsoi.
Borsoi lantas membocorkan sedikit bagaimana Pramac akhirnya mau untuk digandeng Yamaha.
Meski memang, jalannya tidak akan mudah dan instan.
"Yamaha mendekati kami dan menyajikan proyek yang sangat menarik untuk masa depan," ucap Borsoi.
"Proyek ini sangat berbeda dari apa yang kami miliki sekarang, namun sangat menarik," tandasnya.
Pria asal Italia itu juga menambahkan bahwa nasib Jorge Martin yang batal promosi ke pabrikan Ducati dan malah lebih memilih Marc Marquez dari Gresini, menjadi salah satu faktor yang mendasari perpisahan tersebut.
Kemungkinan besar, ada rasa kekecewaan tim pramac yang memiliki tradisi mengorbitkan pembalap muda untuk naik ke tim utama Ducati.
"Proyek ini (Ducati- Pramac) seharusnya diakhiri dengan Jorge di tim pabrikan," kata Borsoi.
"Tapi apapun alasannya, Ducati pada akhirnya memutuskan tidak memilih Jorge sebagai pempalap tim pabrikan mereka."
"Mungkin karena keputusan itu, kami tidak terlalu merasa dilibatkan untuk menciptakan pembalap masa depan Ducati," kata Borsoi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar