Ya, insinyur cerdas asal Italia itu menyebut bahwa Honda dan Yamaha terlalu terlena dengan kesuksesan mereka selama berpuluh-puluh tahun di MotoGP.
"Ya, mereka mungkin meremehkan lawan dan itu selalu menjadi masalah. Jika ingin mengalahkan lawan, Anda tidak boleh meremehkannya," kata Dall'Igna dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Dan ketika Anda memiliki pembalap yang sangat kuat, hal ini sering kali menyebabkan Anda tidak melihat lawan Anda berada pada level yang sama, karena Anda berpikir bahwa tim Anda mampu menyelesaikan masalah," tandasnya.
Hal itu membuat para pabrikan Jepang mungkin 'lupa' untuk membaca ancaman kompetitor lain dan cenderung bertahan dalam cara kerja yang seperti terjebak di gelembung.
"Mereka telah menang dan mendominasi selama bertahun-tahun. Sulit percaya Anda memiliki batasan ketika Anda begitu mendominasi," kata Dall'Igna lagi.
Dall'Igna yang sudah 10 tahun mengabdi di Ducati dengan membawa berbagai inovasi ke MotoGP, seperti pengembangan aerodinamis dan sistem perangkat ketinggian, memprediksi Honda dan Yamaha tetap mampu bangkit.
Mungkin akan butuh waktu dalam dua tahun ke depan. Dall'Igna menyadari pasti para insinyur Jepang juga tidak jalan di tempat dan terus berusaha menyusul mereka.
"Menurut pendapat saya, mereka membutuhkan waktu dua tahun," kata Dall'Igna.
"Semua orang mengira mesinlah yang membuat kami begitu cepat di trek lurus, tapi kenyataannya ada hal lain," tambahnya dengan tidak memberikan rincian lebih detail.
"Saat ini kami masih yang terbaik dalam hal ini (aero dan sistem perangkat ketinggian) karena sistem kami secara umum bekerja sedikit lebih baik dibandingkan yang lain."
"Tapi saya pikir kami akan mencapai batasnya dalam dua tahun ke depan. Saat itu, yang lain sudah menyusul kami," kata Dall'Igna.
Baca Juga: Marc Marquez Merasa Terasing di Antara Jagoan Baru MotoGP, Dulu Masih Polos Saat Saingi Para Alien
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar