Baru setelah lubang kerugian ditutup, Barcelona dapat melakukan transfer dengan aturan 1:1, yakni menghabiskan uang setara dengan jumlah dana yang mereka dapatkan.
Jadi kalau ingin merekrut Nico-Olmo-Merino seharga 158 juta euro, cara lain yang harus ditempuh adalah Barca kudu melakukan penjualan pemain besar-besaran dari skuad yang ada kini senilai uang yang dibutuhkan tersebut.
Nama-nama semodel Raphinha, Vitor Roque, Ronald Araujo, Jules Kounde, Fermin Lopez, hingga Frenkie de Jong dan Ferran Torres beredar sebagai calon korban manuver Laporta dkk yang bisa menarik pemasukan masif demi mengakuisisi tiga target idaman tadi.
Sebenarnya misi Barcelona mengeruk ratusan juta euro dari penjualan pemain di atas tidak mustahil untuk direalisasikan.
Masalahnya, langkah cuci gudang tak akan semudah rencana.
Banyak dari para calon korban penjualan tadi yang tidak ingin meninggalkan skuad Barca.
Di sisi lain, Laporta masih memegang teguh prinsip untuk mempertahankan pemain yang dianggap aset penting.
"Kami telah menerima tawaran untuk De Jong, Fermin, Balde, Gavi, Pedri, dan Araujo, tapi kami tak ingin menjual mereka," katanya.
"Dengan (menjual) nama-nama itu, kami bisa mendapat uang hampir 1 miliar euro."
"Dana tersebut akan memperbaiki keuangan klub, tapi merusak proyek olahraga kami," tuturnya.
Benturan antara mimpi, prinsip, dan kebutuhan penyelamatan klub menjadi taruhan Laporta pada bursa transfer musim panas ini.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | nytimes.com, Okdiario.com, AS.com |
Komentar