Asisten pelatih Bhayangkara Presisi, Ayip Rizal, menuturkan bahwa salah satu kunci penting tim mereka berhasil meredam keganasan LavAni adalah justru karena latar belakang kekalahan beruntun di babak reguler dan final four sebelumnya.
Siapa yang menyangka, mindset kalahan itulah yang diingatkan kepada para pemain agar berlaga dengan nothing to lose, bukannya minder.
"Kuncinya kami sudah sering kalah Jadi, kami ingatkan pemain jangan terlalu memikirkan hal itu," kata Ayip kepada BolaSport.com dan awak media lainnya.
"Biar mereka (LavAni) yang memikirkan bagaimana menghadapi kami."
"Itulah bedanya tim yang hampir menang dan hampir kalah," tandasnya.
Dengan kemenangan ini, Bhayangkara Presisi berhasil merebut gelar Proliga untuk pertama kalinya sejak ikut berpartisipasi.
Sedangkan LavAni, gagal menyamai menyusul rekor Surabaya Samator dan BNI Taplus yang pernah juara lebih dari dua kali.
Di sisi lain, kegagalan LavAni merengkuh hat-trick sekaligus meneruskan catatan tersendiri bahwa masih belum pernah ada tim putra yang mampu juara tiga musim beruntun di ajang Proliga.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar