Hal yang sama juga sempat dirasakan Marquez saat pertama kali berlaga di kelas para raja bersama Repsol Honda pada musim 2013 lalu.
Berada di tim berlabel juara seperti Honda dan menjadi tandem rider hebat Dani Pedrosa membuat Marquez hanya percaya kepada instingnya.
Sebagai rookie atau pendatang baru, rider asal Spanyol itu memang menjadikan insting sebagai panduan untuk tampil nothing to lose.
"Ketika Anda tiba di kategori ini saat usia 20 tahun, Anda hanya mempercayai insting alamiah Anda," kata Marquez.
"Anda bersaing dengan nama besar dan Anda harus nothing to lose," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.
Lebih lanjut, Marquez juga merasakan hal itu masih muncul dan ditunjukkan para pembalap muda meski dengan ritme yang berbeda.
Acosta, Martin bahkan Francesco Bagnaia yang dua musim terakhir merajai kelas MotoGP bersama Ducati tampil lebih alami dengan insting balapnya.
"Sekarang, para pembalap muda datang dengan ritme yang berbeda, tanpa cedera dan dengan sebuah insting alami," ucap Marquez.
"Ketika saya membuntuti Acosta, Martin atau bahkan Bagnaia, mereka membalap dengan natural," tuturnya menambahkan.
Pemilik nomor 93 itu sepenuhnya menyadari jika hal tersebut merupakan bagian dari proses yang dialami setiap atlet.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar