BOLASPORT.COM - Pembalap Gresini Racing, Marc Marquez, kembali mengulas memorinya ketika menjadi rookie atau pemula di kelas utama MotoGP.
Marc Marquez tengah berada dalam kondisi yang lebih baik usai memutuskan hengkang dari Repsol Honda dengan sisa kontrak satu musim.
Bersama Gresini Racing, pembalap berjuluk Baby Alien tersebut tampil lebih baik meski memakai motor Ducati versi tahun kemarin.
Berbeda raihan empat podium dari sesi balapan utama, harapan baru kini berhasil digenggam Marquez untuk bisa menjadi juara dunia lagi.
Pasalnya untuk MotoGP 2025 mendatang, peraih delapan gelar juara dunia tersebut akan mengaspal untuk tim pabrikan Ducati.
Sebelumnya, tidak sedikit pihak yang merasa bahwa karier Marquez telah habis seiring keputusannya untuk meninggalkan Repsol Honda.
Mentalitas Marquez juga dianggap berbeda sejak dia mengalami kecelakaan fatal di musim 2020 serta hadirnya para rider muda.
Tidak bisa dipungkiri bahwa para pembalap muda seperti Pedro Acosta (GASGAS Tech3) dan Jorge Martin (Pramac Racing) telah mengubahnya.
Pendekatan mereka tidak hanya mencerminkan usia dan minimnya pengalaman ketika tampil di kelas tertinggi MotoGP.
Baca Juga: Pilih Kasih Kunci Kehancuran, Bos Ducati Mana Mungkin Manjakan Marc Marquez seperti di Honda
Hal yang sama juga sempat dirasakan Marquez saat pertama kali berlaga di kelas para raja bersama Repsol Honda pada musim 2013 lalu.
Berada di tim berlabel juara seperti Honda dan menjadi tandem rider hebat Dani Pedrosa membuat Marquez hanya percaya kepada instingnya.
Sebagai rookie atau pendatang baru, rider asal Spanyol itu memang menjadikan insting sebagai panduan untuk tampil nothing to lose.
"Ketika Anda tiba di kategori ini saat usia 20 tahun, Anda hanya mempercayai insting alamiah Anda," kata Marquez.
"Anda bersaing dengan nama besar dan Anda harus nothing to lose," imbuhnya, dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.
Lebih lanjut, Marquez juga merasakan hal itu masih muncul dan ditunjukkan para pembalap muda meski dengan ritme yang berbeda.
Acosta, Martin bahkan Francesco Bagnaia yang dua musim terakhir merajai kelas MotoGP bersama Ducati tampil lebih alami dengan insting balapnya.
"Sekarang, para pembalap muda datang dengan ritme yang berbeda, tanpa cedera dan dengan sebuah insting alami," ucap Marquez.
"Ketika saya membuntuti Acosta, Martin atau bahkan Bagnaia, mereka membalap dengan natural," tuturnya menambahkan.
Pemilik nomor 93 itu sepenuhnya menyadari jika hal tersebut merupakan bagian dari proses yang dialami setiap atlet.
Bahkan ketika Marquez menjadi pemula, dia tentu paham jika Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo adalah rider yang lebih baik darinya.
Setiap atlet memiliki momentumnya masing-masing di mana mereka berada dalam masa jaya hingga perlahan menghadapi kendala penurunan performa.
"Saya paham bahwa ini adalah proses yang alami dalam kehidupan setiap atlet," kata Marquez.
"Ini bukan seperti Marquez lebih baik dari Lorenzo dan Rossi saat dia muncul, tahun itu dia lebih baik."
"Tapi setiap atlet memiliki momennya masing-masing, dan ketika Anda mencapai puncak, Anda harus mendorong diri lebih keras lagi."
"Jika Anda berhasil melakukannya, Anda memiliki karier yang lebih panjang di masa depan."
"Saya tak tahu apakah masa-masa penurunan ini sudah dimulai untuk saya atau apakah satu butuh satu atau dua hingga tiga tahun lagi."
"Kita akan mengetahuinya dalam waktu sekitar lima tahun lagi," imbuhnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar