Hal tersebut adalah kekuatan mental baja yang tak jarang mengantarkan Shi dari posisi tertinggal justru mampu mengejar jauh dan membalikkan keadaan.
"Menurut saya, satu hal yang paling menjadi keunggulan Shi Yu Qi, di mana hal itu membuat dia memiliki peluang untuk mendapatkannya (emas)," kata Lin Dan dikutip BolaSport.com dari Aiyuke.
"Jika situasinya sesengit ini, Axelsen (juara bertahan) tentu ingin mempertahankannya, tetapi itu mungkin agak sulit di Olimpiade kali ini."
"Mental lah yang berbicara, dan Shi Yu Qi lebih unggul. Dia akan tampil dengan permainan bersih, membebaskan dirinya dan mengeluarkan segalanya yang dia miliki," ujarnya.
Mantan tunggal putra kidal asal China itu juga menambahkan bahwa faktor pelecut semangat Shi bisa bertambah dari faktor usia.
Bisa jadi, Paris 2024 adalah peluang terakhirnya di ajang empat tahunan tersebut.
"Tentu saja Shi Yu Qi ingin bermain bagus di Olimpiade Paris tahun ini. Mungkin dia tidak akan memikirkan soal masih ada peluang di Olimpiade berikutnya," ucap Lin.
"Tahun lalu dan sebelumnya, Axelsen adalah pemain yang paling dominan."
"Tapi tahun ini, saya bisa dengan jelas merasakan bahwa Shi Yu Qi sedang bersinar, melalui hasil-hasil penampilannya di awal tahun ini. Dia punya kekuatan besar untuk memenangi medali emas."
"Ini akan menjadi hal yang sangat krusial yang mempengaruhi kepercayaan dirinya. Kalau dia tidak punya rasa percaya diri, dia akan merasa medali emas terlalu susah untuk digapai," tutur Juara Dunia lima kali tersebut.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Aiyuke |
Komentar