"Orang-orang dulu berkata Marc pasti akan memenangi banyak hal dengan Ducati, sekarang mereka bilang dia tidak punya motor yang sama," sambung Bagnaia.
"Tahun depan kita akan melihatnya."
Ekspektasi tinggi terhadap Marquez bukannya muncul tanpa sebab karena kemampuannya yang sudah teruji tampil kompetitif bahkan dengan motor medioker sekali pun.
Bahkan musim lalu dia bersaing di posisi depan sendirian ketika rider-rider Honda lainnya tenggelam dalam krisis.
Adaptasi Marquez dengan Ducati berjalan cukup cepat. Di antara pembalap-pembalap motor Desmosedici lama, dia paling cepat.
Marquez juga telah mengancam Bagnaia dalam balapan kedua di Portugal yang diwarnai insiden senggolan hingga terjatuh. Pecco diasapi lagi olehnya di MotoGP Prancis di lap terakhir.
Namun, begitu Bagnaia menemukan solusi dari masalah chatter yang mengganggu motor Ducati Desmosedici GP24, dia tak terbendung hingga selalu menang di empat balapan terakhir.
Dominasi Bagnaia atas Marquez paling terlihat di balapan MotoGP Spanyol musim ini.
Setelah memenangi duel sengit dengan Si Semut dari Cervera, murid Valentino Rossi itu mampu menciptakan pace tinggi yang tak mampu ditandingi.
Padahal ritme Marquez sendiri sudah mengungguli pembalap-pembalap lainnya. Namun, Bagnaia masih bisa mengeluarkan senjata pamungkasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Mowmag.com |
Komentar