"Pastinya lega bisa memenangkan pertandingan yang melelahkan ini," ungkap Gregoria setelah pertandingam dikutip BolaSport.com dari rilis pers PBSI.
"Bagi saya cukup menjadi beban apalagi dengan keadaan sekarang saya tinggal sendiri."
"Namun secara keseluruhan saya cukup puas dengan penampilan tadi walaupun catatan di gim kedua saya melakukan kesalahan dengan tidak bisa mengendalikan kondisi lapangan," tandasnya.
Tak bisa dipungkiri, beban pikiran sempat mengganggu Gregoria kala dia mengetahui bahwa wakil Indonesia sudah berguguran dan menyisakan dia seorang.
Tekanan itu semakin dia rasakan di gim ketiga setelah Kim mampu memaksakan rubber game dan tertinggal 8-11 di interval.
Beruntung, Gregoria dapat mentransfer pesan asisten pelatih, Herli Djaenudin, menjadi kekuatan dan motivasi besar untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya di situasi menegangkan.
"Saya merasa tekanan sangat kuat untuk saya saat masuk ke lapangan, tapi saat pertandingan dimulai saya bisa merasa lebih baik," kata Gregoria.
"Di interval gim ketiga, kak Herli tahu saya berada dalam pressure yang sangat tinggi."
"Jadi dia berpesan ayo coba lagi, apa yang saya yakini bisa dilakukan, lakukan saja."
"Setelah itu, saya juga teriak-teriak untuk melepaskan beban itu dan Puji Tuhan berhasil," tandasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | PBSI |
Komentar