Selain itu, match fee juga naik dibandingkan edisi 2022 lalu. Tim yang keluar sebagai pemenang di tiap laga bakal mengantongi uang senilai Rp 350 juta.
Tim yang bermain imbang juga mendapatkan fee senilai Rp 250 juta, sedangkan yang kalah Rp 150 juta.
Nilai ini naik dua kali lipat dari edisi sebelumnya yang hanya mencapai Rp 125 juta untuk tim pemenang, Rp 100 juta untuk hasil imbang, dan Rp 75 juta untuk tim yang kalah.
Alhasil tim memiliki motivasi untuk saling mengalahkan, meski tetap memahami esensi dari turnamen pramusim sebagai ajang persiapan menuju kompetisi yang sebenarnya.
4. Panggung Berkualitas Melahirkan Generasi Baru Timnas Indonesia
Panggung Piala Presiden selalu melahirkan bibit baru yang siap berkarier di sepak bola profesional. Piala Presiden 2018 jadi panggung perdana bagi Syahrian Abimanyu di dunia sepak bola profesional dan sukses menjadi pencetak gol termuda kala itu saat mengalahkan Arema FC pada babak perempat final pada usianya yang baru menginjak 18 tahun.
Pada edisi 2024, ada satu nama yang kerap disorot publik tanah air, yaitu Zahaby Gholy yang tampil di Piala Presiden 2024 untuk Persija Jakarta. Gholy mencatatkan penampilan pada usianya yang baru menginjak 15 tahun.
"Waktu itu saya ditelepon pelatih saya di akademi Persija. Dia bilang kalau saya tidak lagi berlatih di level U-20 Persija. Saya sempat kaget dan bertanya kenapa emangnya. Pelatih saya bilang, saya diminta berlatih ke tim senior Persija mulai sekarang. Jujur saya kaget dan senang hingga akhirnya rasakan debut di Piala Presiden 2024," kata Gholy kepada BolaSport.com.
Di sisi lain, partai sepanas final yang mempertemukan Borneo FC vs Arema FC juga tetap ramah pada para pemain muda. Tercatat ada 11 pemain di bawah usia 23 tahun pada partai puncak dan empat pemain yang turun ke lapangan.
Editor | : | Bagas Reza |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar