Saat kedudukan 10-8, Marin akhirnya menyerah. Dia hanya bisa menangis keras sambil bersimpuh. Sang pelatih, Fernando Rivas, menghiburnya sementara para penonton terdiam.
Ini bukan pertama kalinya Marin mengalami cedera yang cukup berat.
Dalam lima tahun terakhir, Marin harus berjuang dengan kaki yang tidak lagi sempurna karena kedua lututnya pernah didera cedera ACL yang ditakuti para olahragawan.
Cedera pertama didapat Marin pada final Indonesia Masters 2019. Saat itu, dia juga merasakan cedera saat sedang memimpin pertandingan.
Cedera keduanya terjadi menjelang Olimpiade Tokyo pada 2021. Padahal saat itu performanya tengah membaik dengan raihan gelat Thailand Open Super 1000 (dua kali) dan Swiss Open.
Ironisnya, cedera muncul saat dia tengah mempersiapkan diri pada Olimpiade Tokyo sehingga dengan berat hari, Marin memilih mundur dari Olimpiade Tokyo 2020.
Tragedi ini membuat He melaju ke final dan medali perunggu menjadi milik Gregoria Mariska Tunjung.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar