Alhasil, dalam partisipasi di Piala Dunia IWF 2024 di Thailand pada April lalu, Eko memilih untuk tidak menyelesaikan penampilannya begitu tiket lolos ke Paris 2024 diamankan.
Untungnya, pemulihan berjalan lancar menjelang hajatan utama meski Eko dan tim dokter angkat besi mesti memutar otak untuk menyeimbangkan kebugaran dengan target angkatan.
"Memang berat, tapi saya bilang, kita lihat saja nanti hari-H, apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah peluang kecil itu menjadi kepingan medali," kata Eko.
Li Fa Bin juga senasib. Dia mengalami memar di kedua lututnya sehingga rasa nyeri segera datang begitu dia mencoba mengangkat barbel jelang siklus Olimpiade Paris.
Kepada media China, The Paper, juara bertahan Olimpiade itu memutuskan untuk rehat setelah Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di mana dia mengalahkan Eko untuk emas.
Namun, dengan beristirahat, Li malah merasa tubuhnya melemah. Dia memilih untuk melawan rasa sakitnya dan menjadi terbiasa karenanya.
"Saya harus berterima kasih dengan angkat besi," canda atlet berusia 31 tahun itu.
"Itu karena latihan kekuatan bisa membantu saya untuk merawat perlindungan pada ototnya dan rasa sakitnya telah sedikit berkurang," imbuhnya.
Li Fa Bin dan Eko Yuli tidak akan bersaing berdua. Penantang baru hadir dalam diri atlet muda asal Amerika Serikat yaitu Hampton Morris.
Morris membuat kejutan saat mengalahkan Li Fa Bin untuk merebut medali emas di angkatan clean and jerk pada Piala Dunia IWF 2024.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | kompas.id, thepaper.cn |
Komentar