Fonseca memang pernah menjuarai Liga Ukraina tiga musim beruntun sebelum hijrah ke AS Roma pada 2019.
Bersama I Lupi, posisi terbaiknya di Liga Italia hanya peringkat 5 klasemen walau sempat mengantar klub ke semifinal Liga Europa.
Di Lille, klub terakhirnya sebelum Milan, Fonseca pun gagal meraih tiket otomatis ke fase grup Liga Champions.
Akan tetapi, melihat hasil pekerjaannya dalam dua bulan pertama di AC Milan, keraguan itu bisa dikesampingkan.
Berkaca dari performa pramusim sejauh ini, Fonseca tampak ampuh memotivasi dan mengeluarkan kemampuan terbaik pasukannya.
Perlahan gaya permainannya juga mulai terwujud di lapangan.
"Memulai dari lini belakang, dominan dalam possession, menekan lawan seperti mencekik, dan memulihkan penguasaan bola."
"Ini adalah hal-hal yang Fonseca banyak kerjakan," tulis uraian di Tuttomercatoweb.
Dengan awal yang positif ini, bicara target scudetto bukan lagi sesuatu yang berdosa ataupun haram untuk diincar Rafael Leao cs.
"Ide sepak bola Fonseca diterapkan dengan sendirinya. Tim ini memperlihatkan sikap dan karakter luar biasa," kata eks pemain Roma yang kini menjadi pandit Serie A, Stefano Impallomeni.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Gazzetta.it, Tuttomercatoweb.com |
Komentar