BOLASPORT.COM - Tunggal putri Jepang, Aya Ohori, merasakan penyesalan usai langkahnya terhenti pada babak perempat final Olimpiade Paris 2024.
Aya Ohori ditumbangkan pebulu tangkis asal Spanyol, Carolina Marin.
Tunggal putri yang berstatus debutan pada Olimpiade Paris 2024 itu kalah dengan dua gim dengan skor 13-21, 14-21.
Ohori sejatinya menjadi harapan Jepang pada sektor tunggal putri untuk menggapai medali selain Akane Yamaguchi.
Atlet berusia 27 tahun itu menunjukkan perkembangan meyakinkan dengan meraih gelar juara Australian Open, sekitar satu bulan sebelum bergulirnya Olimpaide.
Ohori menjadi juara turnamen BWF World Tour Super 500 itu usai mengalahkan tunggal putri Indonesia, Ester Nurumi Tri Wardoyo pada laga final.
Adapun pada ajang multi-event, Ohori juga berhasil membawa pulang medali pada Asian Games 2022 Hangzhou.
Ohori berhasil meraih kemenangan penting pada babak perempat final untuk lolos ke semifinal sekaligus garansi medali.
Saat itu, Ohori menghentikan laju tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, lewat straight game dengan skor 21-10, 21-19.
Pertandingan tersebut bukan hanya sekadar kekalahan biasa.
Pasalnya Ohori juga menjadi salah satu aktor terciptanya rekor terburuk tim bulu tangkis Indonesia sepanjang sejarah Asian Games.
Di mana untuk pertama kalinya Indonesia gagal meraih satu pun medali sejak Asian Games digelar pada tahun 1962.
Waktu itu, Gregoria menjadi harapan terakhir karena menjadi satu-satunya wakil yang tersisa pada babak perempat final.
Setelah dua wakil Indonesia lainnya yang tampil pada perempat final sudah kalah duluan yakni Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra).
Ohori menyesal bahwa ia gagal membawa pulang medali untuk Jepang pada Olimpiade Paris 2024.
Sejauh ini, baru ada satu tunggal putri Jepang yang mendapat medali Olimpiade melalui Nozomi Okuhara dengan perunggu pada tahun 2016.
"Saya dipenuhi dengan penyesalan dan perasaan samar-samar bahwa saya tidak ingin ini berakhir, jadi saya pikir saya mampu melakukan semua yang saya bisa pada saat itu. Sekarang saya merasa segar kembali," kata Ohori dilansir BolaSport.com dari BadmintonSpirit.
Baca Juga: An Se-young Minta Maaf kepada Sesama Atlet karena Mencuri Perhatian
"Saya berada di sana hanya kurang dari tiga minggu, tetapi saya merasakan banyak hal selama waktu itu."
"Saya menghabiskan setiap hari dengan berpikir bahwa itu adalah pengalaman hidup yang baik."
"Ada banyak masa-masa sulit hingga saat itu, dan saya sering mengagumi kesuksesan atlet lain dan merasa bahwa itu luar biasa."
"Ketika Olimpiade berakhir, saya merasa senang untuk pertama kalinya bahwa saya menjadi diri saya sendiri," ujar Ohori.
Meski begitu, Ohori ingin bangkit pada turnamen kandang Japan Open yang akan digelar pada 20 hingga 25 Agustus 2024.
"Keinginan terkuat saya adalah menunjukkan kepada semua orang di Jepang siapa saya sekarang," kata Ohori.
"Begitu banyak orang yang mendukung saya di Olimpiade ini. Saya menunjukkan semua poin bagus saya, tetapi juga poin buruk saya di Olimpiade ini."
"Saya berharap dapat menunjukkan kepada semua orang tidak hanya poin-poin bagus saya, tetapi juga poin-poin buruk saya di Japan Open, itulah jenis turnamen yang saya inginkan."
"Saya akan melakukan yang terbaik untuk mengubah pola pikir saya dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk Japan Open," ujar Ohori.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar