BOLASPORT.COM - Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bidang potensi atlet diaspora, Hamdan Hamedan, bocorkan cara kerja timnya untuk mengantongi data para pemain keturunan yang bakal membela Timnas Indonesia.
Hamdan Hamedan dalam hal ini di Kemenpora hanya bertugas untuk mengumpulkan data para pemain diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Pihaknya sudah membuat formulir yang tersedia secara online jika menemukan para pemain diaspora keturunan Indonesia yang ada di seluruh dunia.
Jika laporan sudah masuk, maka Kemenpora langsung bergerak untuk memantau para pemain yang bersangkutan.
Idealnya, Kemenpora minimal harus menyaksikan 60 menit per laga selama tiga pertandingan untuk menilai kualitas pemain diaspora.
"Begini proses scouting kami. Jadi, kalau kami mendapatkan informasi tentang pemain, kami idealnya itu menonton setidaknya tiga kali permainan dia, setidaknya selama 60 menit per game. Lalu kami akan memasukkan angka-angkanya," ujar Hamdan Hamedan dilansir BolaSport.com dari kanal Youtube Si Paling Timnas.
Karena itu, pihaknya hanya akan memberi laporan kualitatif jika materi video sangat minim.
"Kalau tidak, karena keterbatasan video, kalau kurang materialnya, maka kami akan memberikan penilaian kualitatif, misal 'pemain bek kanan ini bagus dalam melakukan overlap, kemampuan tekelnya bagus dalam game ini'. Idealnya adalah menyaksikan tiga laga dalam 60 menit," ujarnya.
Baca Juga: Rumor Klub Baru Thom Haye, dari Como hingga Klub yang Dilatih Legenda Belanda Keturunan Indonesia
Tidak seperti para pemain yang sudah tampil di tim utama liga-liga top Eropa, Kemenpora mengakui bahwa para pemain diaspora usia 15 tahun sangat sulit dipantau.
Di Eropa, Hamdan Hamedan punya akses dengan para pemandu bakat yang terafiliasi dengan Manchester City, sehingga punya banyak laporan terkait para pemain yang memenuhi syarat untuk bisa membela Timnas Indonesia.
"Tantangannya begini, kalau mencari pemain senior yang bermain di liga-liga besar, di YouTube juga langsung ya langsung ketemu," ujar Hamdan Hamedan.
"Tapi bagaimana kita mencari pemain umur 15 tahun di Australia di Norwegia ini saya kasih contoh saya kasih contoh nyata, kita ada keturunan Indonesia bermain di Norwegia. Dia itu pernikahan campuran ya orang tuanya ada darah Indonesia dan negara lain ya."
"Saya bingung gimana cara saya bisa scout anak ini gitu kan. Akhirnya karena dia itu negara sama dengan suatu agen yang saya kenal. Jadi saya minta tolong gitu loh ya kan. Eh minta tolong dong carikan saya informasi tentang pemain ini gitu ya kan."
"Oh dia dengan senang hati, oke nanti kita kita bantu gitu. Rupanya dia kenal scout yang terafiliasi dengan Manchester City. Wow jadi laporannya itu dia bilang not good enough for Manchester City. Waduh gimana ceritanya nih, saya bilang terima kasih atas informasinya, saya mengapresiasi ini. Kesulitannya di situ, enggak mudah mencari informasinya. itu sulit gitu," ujarnya.
Metode berikutnya yang dipakai oleh Kemenpora untuk menggali data para pemain diaspora adalah wawancara para pemain diaspora yang tengah dipantau.
Dari wawancara tersebut, pihaknya akan mengetahui pemain keturunan mana lagi yang berdarah Indonesia dan bisa dipantau lebih lanjut oleh Kemenpora.
Kendala yang kerap ditemui adalah lamanya izin dari klub untuk bisa mengakses video pertandingan sang pemain yang tengah dipantau.
"Iya kita dapat informasi kita dalami dan lain sebagainya terus kemudian juga dari satu pemain kita berbicara kita juga dapat informasi tentang negara pemain lain. Nah ini salah satu yang paling efektif adalah wawancara, ketika wawancara itu kita suka nanya 'kamu kenal enggak sih pemain keturunan Indonesia kayak kamu lainnya?' ah biasanya tuh muncul beberapa nama," ujar Hamdan Hamedan.
"Umumnya paling mudah bertanya, saya selalu minta football CV dan videonya. Kemarin kami mendapatkan email, saya minta video dan CV nya, kesulitannya ada di izin klubnya, pernah saya coba minta, tapi datangnya tiga minggu kemudian, tapi langsung diberi video enam jam penampilannya."
Hamdan Hamedan mengaku para pemain keturunan Indonesia yang tampil di liga top dunia lebih mudah dipantau.
Sebagai contoh, Hamdan Hamedan menyebut jenderal lapangan tengah Timnas Indonesia saat ini, Thom Haye.
Pihaknya mengaku sudah mengantongi data Thom Haye sejak empat tahun yang lalu.
Karena itu, pihaknya yakin bisa segera meyakinkan Thom Haye untuk bisa membela Timnas Indonesia.
Sementara untuk para pemain diaspora yang akan membela Timnas Indonesia level kelompok usia, pelatih kepala langsung melakukan seleksi terbuka untuk para pemain tersebut di pemusatan latihan.
Baca Juga: Bareng dengan Laga Arema FC Vs Dewa United, Sekolah di Blitar Terpaksa untuk Belajar Secara Daring
"Kalau pemain yang tampil di top 20 liga dunia itu lebih mudah, karena mereka sudah terkenal di negara tersebut. Sebagai contoh ya, Thom Haye, kita sudah tahu sejak empat tahun yang lalu," ujar Hamdan.
"Tapi kalau mencari pemain 15 tahun di Australia, Norwegia, Prancis itu komunikasinya balasnya lama, mendapatkan videonya hanya dua menit. Jadi sulit untuk menentukan kualitasnya."
"Karena itu, bagus caranya coach Nova dan Indra melakukan trial, dipanggil saja lalu diberi kesempatan berlatih dengan timnas dan rebutan satu tempat, karena tim nasional adalah puncak piramida bertemunya pemain yang terbaik dari yang terbaik yang memenuhi syarat," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar