BOLASPORT.COM - Timnas voli putri Indonesia sama sekali tak mampu meraih satu pun kemenangan dalam kesempatan dua leg pada SEA V League 2024.
Indonesia harus menelan kekalahan dari total enam pertandingan dalam kompetisi yang turut diikuti Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Bahkan hanya satu poin yang mampu berhasil diraih Megawati Hangestri Pertiwi dkk. pada SEA V League 2024.
Raihan tersebut didapat saat Indonesia bertanding lima set penuh kontra Filipina pada laga yang digelar di Korat Chatchai Hall, Nakhon Ratchasima, Thailand, Minggu (11/8/2024).
Indonesia kalah dengan skor 2-3 (25-20, 20-25, 25-16, 20-25, 10-15). Keunggulan set sebanyak dua kali di 1-0 dan 2-1 tak mampu dimaksimalkan.
Hasil tersebut menjadi raihan terburuk timnas voli putri Indonesia sejak SEA V League atau yang dulunya bernama ASEAN Grand Prix pertama kali bergulir pada 2019.
Bahkan dengan Filipina yang tadinya selalu dapat dikalahkan, Merah Putih harus bertekuk lutut sebanyak dua kali.
Sebagai perbandingan, tahun lalu Indonesia masih berada di level yang seimbang dengan Vietnam meski selalu kalah dengan skor 2-3 di SEA Games dan final AVC Challenge Cup.
Bahkan saat edisi pertama SEA V League di 2019, Indonesia menjadi runner-up setelah hanya kalah dari Thailand yang digdaya sejak awal.
Pelatih timnas voli Indonesia, Chamnan Dokmai membedah alasan mengapa timnas voli putri Indonesia tertinggal di level ASEAN.
Mantan asisten pelatih timnas voli putri Thailand itu menilai para pemain Indonesia terlihat kurang percaya diri.
Kurangnya percaya diri itu menurutnya disebabkan karena minimnya jam terbang di panggung internasional.
"Saya melihat ada kurang percaya diri pada pemain. Ada perasaan takut, padahal mereka bisa sebenarnya," kata Chamnan dalam siaran pers dari PBVSI.
"Pemain Indonesia harus lebih sering mengikuti kompetisi internasional sehingga bisa percaya diri."
"Kompetisi di dalam negeri dan luar negeri sangat berbeda, dari atmosfer penonton atau pertandingan," kata pelatih asal Thailand itu.
Pebola voli putri Indonesia tidak banyak mendapatkan kesempatan tampil di event internasional dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu timnas voli putri sebenarnya berkesempatan tampil di Kejuaraan Voli Asia dan Asian Games tetapi tidak diberangkatkan.
Pada 2022, timnas voli putri bahkan hampir tidak ikut SEA Games tetapi masih bisa meraih medali perunggu dengan persiapan dadakan sekalipun.
Tahun ini, tantangannya makin besar karena jadwal yang bentrok.
Mundurnya penyelenggaraan Proliga karena hajatan Pemilihan Umum dan Ramadan membuat sejumlah event internasional tidak bisa diikuti dengan maksimal.
Di AVC Challenge Cup 2024 timnas voli putri akhirnya diperkuat pemain junior setelah PBVSI sempat berusaha memberangkatkan skuad senior dengan persiapan dadakan.
Situasi serupa juga terjadi saat SEA V League yang hanya berjarak sekitar 2 pekan dari grand final Proliga 2024 hingga pemain tidak pernah berlatih bersama sebelum event berlangsung.
Kabar baiknya, jam terbang tak terencana yang didapat pemain junior menghadirkan bibit-bibit baru untuk regenerasi.
Maradanti Namira Tegariana dan Junaida Santi yang telah menjalani debut bareng timnas di AVC Challenge Cup 2024 sama-sama dapat membawa angin segar.
Santi memecah kebuntuan saat Indonesia terus kehilangan poin dari Filipina pada set kelima walau kekurangan dalam receive membuatnya diincar.
Sementara Maradanti, atau akrab disapa Rara, menjawab kepercayaan untuk menjadi pemain inti pada leg kedua bersama middle blocker veteran, Wilda Siti Nurfadhilah.
"Senang rasanya tampil penuh. Ini pengalaman berharga bagi saya," kata pemain yang baru saja lulus dari SMA itu.
"Sayangnya, kami kalah. Semoga kami tampil baik di kompetisi lain nanti," harapnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | pbvsi.or.id |
Komentar