BOLASPORT.COM - Hasil buruk yang diraih timnas voli putri Indonesia pada SEA V League 2024 ditengarai bukan karena persiapan kurang saja, tetapi juga akibat jam terbang yang kurang.
Partisipasi timnas voli putri Indonesia pada ajang SEA V League 2024 memang sempat disebut-sebut kurang persiapan.
Selepas berakhirnya musim Proliga 2024, sebagian besar pemain langsung dipanggil di tengah-tengah liburan atau jeda mereka.
Termasuk Wilda Nurfadhillah hingga Megawati Hangestri.
Sejumlah pemain muda juga diikutkan, tujuannya untuk menambah pengalaman dan menatap regenerasi.
Baca Juga: Rekap SEA V League 2024 - Wilda Jadi Middle Blocker Terbaik, 79 Poin Tertinggi Megawati Tak Dianggap
Namun demikian, hasil yang didapatkan dari tim asuhan Chamnan Dokmai sepanjang dua leg bergulirnya SEA V League 2024 benar-benar terbilang terpuruk.
Indonesia sama sekali tak mampu meraih kemenangan dalam enam kali bertanding di Vietnam dan Thailand.
Dua kali pertandingan menghadapi Vietnam, Thailand dan Filirpina, semuanya selalu berakhir kekalahan.
Sempat ada harapan ketika perubahan skuad terjadi di leg kedua, ketika kehadiran Nurlaili Kusumah dan Tisya Amallya cukup membantu variasi serangan.
Indonesia juga sempat mencuri satu set saat ketemu Vietnam.
Lalu bermain ketat menghadapi Thailand hingga berjibaku lima set ketika jumpa Filipina.
Sayangnya, semua itu tetap belum bisa berakhir dengan hasil kemenangan dan Indonesia kembali jadi juru kunci.
Sebuah hasil yang tentu di luar ekspektasi, untuk tim yang sebelumnya pernah jadi runner-up di edisi 2019 ini.
Menurut Chamnan Dokmai, salah satu alasan utama timnas voli putri Merah Putih gagal bersinar di SEA V League 2024 dipengaruhi faktor teknis yang akhirnya merembet ke non-teknis.
Pelatih asal Thailand itu menyoroti aspek teknis yang kurang membuat Megawati dkk. malah jadi minder.
Yang paling terlihat jelas adalah kemampuan receive yang masih sangat kurang dan jadi titik lemah mereka.
Untuk itu, Dokmai memberi kode keras bahwa jika ingin melihat timnas voli putri berkembang, minimal di kompetisi Asia Tenggara, maka sering-sering diikutkan pertandingan internasional.
"Pemain Indonesia harus lebih sering mengikuti kompetisi internasional," tutur Chamnan Dokmai dikutip BolaSport.com dari keterangan resmi setelah laga.
"Sehingga (mereka) bisa percaya diri."
"Kompetisi di dalam negeri dan luar negeri (levelnya) bisa sangat berbeda, serta atmosfer pentonton atau pertandingannya juga," tandasnya.
Timnas voli putri Indonesia memang lebih jarang terlihat mentas di turnamen internasional.
Mereka lebih sering ikut untuk acara kontinental seperti SEA Games dan Asian Games. Di ajang Kejuaraan Asia, AVC Cup atau AVC Challenge Cup pun, sangat jarang ikut serta sehingga semakin lama turut sulit lolos untuk kompetisi kelas Asia lainnya.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | PBVSI, antara |
Komentar