Di tahun yang sama, An menaikkan trofinya ke level Super 750 atau setara Super Series Premier dengan menjuarai French Open.
Kini, An hampir menamatkan bulu tangkis di usia 22 tahun.
Di level individu, dia hampir berhasil memenangi semua gelar juara di ajang bergengsi yaitu All England Open, World Tour Finals, Kejuaraan Dunia, Asian Games, dan Olimpiade.
Hanya Kejuaraan Asia yang belum berhasil dimenangi An.
Sementara di ajang beregu, An hanya belum pernah mencicipi podium tertinggi di Sudirman Cup tetapi telah merasakan emas di Uber Cup dan beregu Asian Games.
Kesuksesan di Asian Games dan Olimpiade makin berharga karena direngkuh An ketika di tengah cedera lutut.
Namun, prestasi tertinggi berupa medali emas Olimpiade sungguh-sungguh diperlukan An.
Tak hanya demi kejayaan pribadi, An benar-benar memakai momen emas ini untuk akhirnya mengeluarkan unek-unek yang telah lama dipendam.
Beberapa pihak mengkritik An karena dianggap mencuri semua perhatian ketika atlet Korea di Olimpiade Paris 2024 bukan cuma dirinya.
Namun, keputusan An untuk bersuara ketika semua mata tertuju kepada dirinya tetap membawa dampak yang diharapkan.
Kementerian yang menaungi dunia olahraga di Negeri Ginseng melakukan audit terhadap BKA setelah tudingan-tudingan yang dilontarkan An Se-young.
"Saya pikir bulu tangkis Korea bisa berkembang lebih jauh," kata An dalam konferensi pers setelah medali emasnya di Olimpiade.
"Akan tetapi, fakta bahwa kita hanya memenangi satu medali emas di turnamen ini (Olimpiade) menjadi pengingat sudah waktunya bagi Asosiasi untuk merefleksikan kembali."
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | MKSports.co.kr |
Komentar