"Jadi persiapan sangat singkat, tetapi semua atlet juga merasakan hal yang sama. Japan Open bukan jadi ajang tolok ukur, tetapi lebih keharusan karena sebagai ganda putra top ten harus ikut turun."
Baca Juga: Japan Open 2024 - Fikri/Daniel Ungkap Persiapan Jelang Debut, tapi Belum Tentu Dipermanenkan
"Namun, kami tetap punya target dan mau meraih hasil maksimal, naik podium. Kalau soal persiapan ini berjalan singkat apalagi setelah kalah pada Olimpiade ada rasa kecewa."
"Kalau bicara kepercayaan diri turun, mungkin setelah Olimpiade saat sampai Indonesia ada perasaan menyesal, kekecewaan yang tinggi. Tetapi, untuk sekarang mencoba untuk melupakan itu semua karena masih ada banyak harapan baru."
Setelah kegagalan itu, Rian mencoba melakukan banyak hal untuk bangkit dari rasa kecewa kalah pada Olimpiade.
"Apapun itu selama itu positif caranya mungkin dengan bertemu keluarga, teman-teman, atau aktivitas sehari-hari itu bisa menimbulkan kepercayaan diri lagi."
"Yang pasti tidak mudah bangkit dari kegagalan, tetapi kami mau mencoba untuk selalu menikmati prosesnya walaupun memang belum berhasil."
"Namun, hidup terus berjalan. Tidak mungkin kami stop di sini saja. Jadi, kami akan menikmati terus dan berusaha lebih keras lagi."
Fajar/Rian lalu melakukan refleksi setelah berpartner selama 10 tahun.
"Untuk sekarang belum ada pembicaraan dari pelatih untuk kami ke depannya. Setelah Japan Open kami akan berkomunikasi lagi dengan pelatih dan lainnya bagaimana tujuan kami ke depan," ujar Rian.
"Menjelang sisa akhir tahun maunya di setiap pertandingan tersisa meraih hasil yang terbaik, tetapi pastinya tidak mudah."
"Target utama pada Olimpiade juga semuanya udah lewat. Jadi, kami tidak mau terlalu berekspektasi tinggi saja di setiap pertandingan. Ingin lebih berusaha saja."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |