Seperti dilansir dari AntaraNews.com, mereka turut merasakan tangan dingin pelatih-pelatih asal Indonesia di sekolah.
Tomioka merekrut pelatih Tanah Air untuk ekstrakulikuler bulu tangkis.
Pada zaman Watanabe, Higashino, dan mantan tunggal putra nomor satu yaitu Kento Momota, pelatihnya adalah Imam Tohari dan Nunung Wibianto.
Kembali ke Watanabe/Higashino, mereka berhasil menjelma menjadi pasangan kuat hingga tak pernah keluar dari rank 5 besar dunia sejak 2018.
Pencapaian tertinggi pasangan pemain kidal (Yuta) dan kinan (Higashino) ini adalah menjadi juara All England Open sebanyak tiga kali pada 2018, 2021, dan 2022.
Trofi All England pada 2018 sudah menjadi sejarah karena mereka menjadi pasangan ganda campuran pertama dari Negeri Matahari Terbit yang melakukannya.
Di turnamen mayor prestasi mereka juga mentereng meski bukan yang terbaik dengan 2 medali perak di Kejuaraan Dunia dan 2 medali perunggu di Olimpiade.
Sementara jika bicara rivalitas dengan wakil Indonesia, Watanabe/Higashino menjadi momok sejak masa transisi dari Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Owi/Butet tak pernah menang dalam dua pertemuan terakhir sejak 2018.
Sang penerus yaitu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mampu memenangi dua bentrokan pertama tetapi kalah di 4 pertemuan berikutnya sejak 2019.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Antaranews.com, Biprogy.com, Sankei.com |
Komentar