Diketahui bahwa total shuttlecock yang digunakan saat itu sekitar 20.000 dengan harga satuan 17.900 Won sehingga totalnya adalah 358 juta Won. Dengan adanya klausul diatas, BKA dapat mengamankan biaya 6.000 shuttlecock senilai 107,4 juta Won.
Berita menyebutkan bahwa payback yang diterima BKA dari Yonex tersebut tidak dicatat dalam pembukuan dan digunakan tanpa melalui prosedur yang seharusnya oleh Presiden BKA.
Masalah ini tampaknya sudah dibahas dalam rapat dewan terakhir. Salah seorang executive BKA menyatakan ke media bahwa dalam rapat dewan ke-90 yang diadakan pada Febbruari lalu, terdapat diskusi masalah payback dan semua menginginkan transparansi mengenai hal tersebut.
Namun, Kim Taek-gyu marah dan mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada masalah. "Jadi mengapa saya tidak bisa melakukan ini sesuka saya?".
"Tahun lalu pengembaliannya 30 persen, tetapi ada kesepakatan terlampir untuk membayar 40 persen pada 2022. Namun sayangnya tidak transparan karena hal seperti ini sudah menjadi 'kebiasaan' dalam proyek pengadaan umum nasional."
Seorang pejabat dari Kementerian mengatakan, "Kami sedang dalam proses memverifikasi informasi terkait buyback karena kami menerima laporan melalui berbagai jalur."
"Fakta bahwa ada pengembalian dalam kontrak sponsorship dan itu tidak termasuk dalam pembukuan, dan aset yang dijaminkan oleh BKA digunakan atas kebijaksanaan Presiden Kim Taekgyu."
"Serta adanya kecurigaan juga bahwa Presiden BKA mendistribusikan barang/uang yang diperoleh dengan cara ini kepada rekan dekatnya atau kompetisi lokal. Kalau terungkap jelas digunakan secara sewenang-wenang, bisa jadi masalah," ujarnya.
Menurut Segye Ilbo pada 13 Juli, Tuan A yang merupakan mantan karyawan asosiasi, menyatakan, "Kim Taekgyu menjalankan asosiasi dengan sikap egois, dan merupakan hal yang rutin baginya untuk mengumpat dan meneriaki orang-orang yang tidak mengikuti instruksinya."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Naver.com, segye.com |
Komentar