Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Protes An Se-young Kuak Banyak Hal, Presiden BKA Dicurigai Terlibat Penyalahgunaan Kekuasaan dan Pelecehan Verbal

By Delia Mustikasari - Sabtu, 17 Agustus 2024 | 12:15 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, pada final Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Senin (5/8/2024).
LUIS TATO/AFP
Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, pada final Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Senin (5/8/2024).

BOLASPORT.COM - Protes yang dilontarkan pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, selepas meraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu menguak banyak hal tersembunyi selama bertahun-tahun.

Tunggal putri berusia 22 tahun itu mengeluhkan penanganan dan manajemen Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BKA) yang menurutnya terlalu meremehkan atlet-atlet mereka.

Mulai dari penanganan cedera yang tidak memadai, metode latihan yang tertinggal, kontrak sponsor sampai pembatasan partisipasi pemain independen di turnamen internasional.

Dilansir dari Hani.co.kr, kasus tersebut kini telah memasuki tahap penyelidikan yang dilakukan oleh Komite Olahraga dan Olimpiade Korea Selatan.

Jika ditemukan ada ketidakberesan di tubuh pelatnas bulu tangkis Negeri Ginseng itu, Tim Audit akan dibentuk.

Berdasarkan liputan surat kabar Korea, Segye Ilbo, 14 Agustus, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea yang sedang melakukan investigasi terhadap BKA mencurigai Presiden BKA, Kim Taek-gyu, melakukan korupsi.

Hall ini berkaitan dengan isu adanya buyback 30 persen dari sponsor yang tidak tercatat di pembukuan bidang Akuntansi.

Presiden Taek-gyu dituduh secara sewenang-wenang menggunakan uang buyback ini tanpa prosedur seharusnya.

Saat BKA menandatangani kontrak dengan Yonex pada 2023, terdapat klausul payback supplementary aggrement.

Artinya, BKA akan menerima uang tambahan sebanyak 30 persen dari nilai total shuttlecock yang digunakan di seluruh kompetisi yang diadakan.

Baca Juga: Habis Umumkan Pernikahan, Mimpi Buruk Ganda Campuran Indonesia dari Zaman Tontowi/Liliyana Akan Berpisah

Diketahui bahwa total shuttlecock yang digunakan saat itu sekitar 20.000 dengan harga satuan 17.900 Won sehingga totalnya adalah 358 juta Won. Dengan adanya klausul diatas, BKA dapat mengamankan biaya 6.000 shuttlecock senilai 107,4 juta Won.

Berita menyebutkan bahwa payback yang diterima BKA dari Yonex tersebut tidak dicatat dalam pembukuan dan digunakan tanpa melalui prosedur yang seharusnya oleh Presiden BKA.

Masalah ini tampaknya sudah dibahas dalam rapat dewan terakhir. Salah seorang executive BKA menyatakan ke media bahwa dalam rapat dewan ke-90 yang diadakan pada Febbruari lalu, terdapat diskusi masalah payback dan semua menginginkan transparansi mengenai hal tersebut.

Namun, Kim Taek-gyu marah dan mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada masalah. "Jadi mengapa saya tidak bisa melakukan ini sesuka saya?".

"Tahun lalu pengembaliannya 30 persen, tetapi ada kesepakatan terlampir untuk membayar 40 persen pada 2022. Namun sayangnya tidak transparan karena hal seperti ini sudah menjadi 'kebiasaan' dalam proyek pengadaan umum nasional."

Seorang pejabat dari Kementerian mengatakan, "Kami sedang dalam proses memverifikasi informasi terkait buyback karena kami menerima laporan melalui berbagai jalur."

"Fakta bahwa ada pengembalian dalam kontrak sponsorship dan itu tidak termasuk dalam pembukuan, dan aset yang dijaminkan oleh BKA digunakan atas kebijaksanaan Presiden Kim Taekgyu."

"Serta adanya kecurigaan juga bahwa Presiden BKA mendistribusikan barang/uang yang diperoleh dengan cara ini kepada rekan dekatnya atau kompetisi lokal. Kalau terungkap jelas digunakan secara sewenang-wenang, bisa jadi masalah," ujarnya.

Menurut Segye Ilbo pada 13 Juli, Tuan A yang merupakan mantan karyawan asosiasi, menyatakan, "Kim Taekgyu menjalankan asosiasi dengan sikap egois, dan merupakan hal yang rutin baginya untuk mengumpat dan meneriaki orang-orang yang tidak mengikuti instruksinya."

Tuan A berkata, "Karena suasana yang menindas, sulit bagi orang-orang di dalam asosiasi untuk mengatakan bahwa hal itu tidak benar."

"Ada karyawan yang tidak tahan dengan hal ini dan meninggalkan perusahaan, dan seorang eksekutif dimaki-maki secara verbal saat makan malam karyawan dengan berkata, 'Apa yang bisa kamu lakukan?'.

Kim juga diduga memperlakukan karyawan asosiasi seperti karyawan pribadinya bahkan pada akhir pekan dan hari libur serta menuntut protokol yang berlebihan.

Kim juga disebut bahwa dia memanggil karyawan asosiasi sekali atau dua kali seminggu bukan ke kantor asosiasi di Songpa-gu, Seoul, tetapi ke Seosan, Provinsi Chungcheong Selatan, tempat kediaman dan perusahaannya berada.

Baca Juga: Taufik Hidayat dan Liliyana Natsir Sepakat, Emas Bulu Tangkis Olimpiade Los Angeles 2028 Bisa Digapai Asalkan Ad Hoc PBSI Disiapkan Lebih Cepat

Dia memperlakukan karyawan tersebut seolah-olah mereka adalah miliknya.

Salah satu karyawan mengatakan, "Saat menghadiri kompetisi olahraga yang diadakan pada jam 11 pagi di Jeollanam-do pada akhir pekan, ia menelepon seorang karyawan dan harus mengantarnya dari Seoul ke Seosan."

"Bahkan memperlakukannya seperti sopir pribadi terlepas dari hari kerja dan hari libur. bahkan ada karyawan yang berkata dia seperti telah menyetir 1.000 km dalam satu hari."

Kim Taekgyu menjabat sebagai Presiden BKA ke-31 pada 2021 dan masa jabatannya akan berakhir pada 2025.

Kim, yang memulainya dari 'sports enthusiast', pada awalnya tidak terlibat secara signifikan dalam bidang olahraga elite asosiasi.

Namun, dikatakan bahwa ia secara bertahap mulai terlibat dengan pihak elite dan pada akhirnya ia mengambil alih kewenangan di segala sektor dan bersikap menindas.

Menanggapi isu tersebut, BKA menilai tidak ada masalah. Seorang pejabat asosiasi mengatakan, "Kami terpilih untuk kontes proyek liga eskalasi 2022 dan harus membeli shuttlecock untuk berkompetisi."

"Oleh karena itu, kami dengan sungguh-sungguh meminta Yonex, sponsor resmi asosiasi, dan menandatangani kontrak untuk memasoknya dengan biaya lebih rendah dari harga normal."

Yonex saat ini menjadi sponsor resmi asosiasi dan tim nasional, menyediakan 2,9 juta dolar (sekitar 4 miliar won) per tahun.

Selain itu, perlengkapan seperti raket, sepatu kets, dan pakaian juga didonasikan senilai 1 miliar won. Asosiasi juga menjelaskan penggunaan payback, sejenis konsep bonus.

"Kami meminta dan menerima dukungan dari Yonex dalam situasi sulit untuk olahraga sehari-hari," kata salah satu pejabat BKA.

"Ketua Kim Taek-gyu tidak mencuri atau menggunakannya untuk keperluan pribadi, tetapi membagikannya ke setiap asosiasi provinsi dan provinsi yang mengadakan kompetisi, termasuk sistem promosinya."

Masalah ini juga dibahas oleh dewan direksi asosiasi.

"Ada pendapat untuk mengumpulkan pengembalian dana dan membayar semuanya sekaligus setiap tahun," ucap pejabat asosiasi.

"Tetapi, saya memahami bahwa itu digunakan karena Ketua Kim menyarankan agar dibagikan tanpa menunggu karena kompetisi sedang berlangsung."

Yonex juga berada dalam posisi sulit.

"Faktanya, karena kami mensponsori sejumlah besar uang, adalah hal yang tepat bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang wajar dengan mengontrak dengan harga yang wajar untuk bisnis asosiasi," ucap pejabat Yonex.

"Tetapi hal ini memalukan karena dilaporkan seolah-olah ada korupsi. Kondisi ini meresahkan karena Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata meminta kami untuk menyerahkan data padahal tidak ada korupsi."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Naver.com, segye.com
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
25
60
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Real Madrid
24
51
2
Atlético Madrid
24
50
3
Barcelona
23
48
4
Athletic Club
23
44
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
23
35
7
Osasuna
24
32
8
Real Sociedad
23
31
9
Girona
24
31
10
Mallorca
23
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
24
54
3
Atalanta
25
51
4
Lazio
25
46
5
Juventus
24
43
6
Fiorentina
24
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
24
34
10
Udinese
24
30
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X