"Tentu saja ini bukan cara yang menyenangkan bagi saya untuk menang," tandasnya.
Tanaka juga merasakan betul bagaimana perbedaan tampil melawan wakil kelas dunia. Dalam hal ini, Ginting yang dikenal sebagai tunggal putra tercepat benar-benar sempat menyusahkannya.
"Tempo cepat dan serangan lawan yang tajam membuat saya benar-benar merasakan bahwa dia adalah pemain papan atas dunia," kata Tanaka.
"Ini adalah pertama kalinya saya berkompetisi di level setinggi ini. Dan saya sempat tidak bisa mengatur tempo dan merasakan beberapa kesulitan," ungkap Tanaka.
Tanaka sendiri sempat menunggu Ginting saat menerima perawatan medis.
Setelah pertandingan dilanjutkan kembali, Ginting merasa tidak sanggung melanjutkan laga karena sakit pada kakinya.
Tanaka pun menghampiri Ginting yang sedang bersalaman dengan wasit dan turut menunduk dan dia tidak melakukan selebrasi apapun atas kemenangan retired dengan skor akhir 21-17, 5-4 itu.
"Saya ingin menang sebanyak mungkin selagi tampil di sini dan memperbaiki peringkat saya," ungkap dia.
"Tetapi akhirnya saya bisa segera menemukan ritme saya sendiri dan melewatinya."
"Japan Open adalah panggung kompetisi impian saya yang saya tonton sejak saya masih SD, jadi saya sangat menikmatinya dan terasa emosional (haru)."
"Tapi ini bukan sekadar untuk bersenang0senang. Tidak akan ada artinya jika saya tidak berusaha untuk menang, Jadi saya di sini berniat mengubah nasib saya dan bertekad untuk tidak akan mudah menyerah di babak selanjutnya," tegasnya.
Baca Juga: Japan Open 2024 - Jeda Satu Hari, Chico Susun Strategi Sebelum Duel Lawan Bocah Pembuat Kejutan
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | badspi.jp |
Komentar