Sejak akhirnya berhasil pecah telur pada balapan GP Aragon 2021, Bagnaia menjadi pembalap utama untuk dikalahkan di MotoGP.
Tahun ini lesatannya makin gila lagi. Bagnaia telah menyamai jumlah kemenangan terbanyaknya dalam semusim di kelas premier yaitu 7 dalam 11 seri.
Padahal sebelum meraih kemenangan pertamanya di MotoGP, Bagnaia bak dikutuk karena deretan insiden ketika sedang memimpin.
Insiden pertama terjadi di GP Emilia Romagna 2020 ketika Juara Dunia Moto2 2018 ini terjatuh ketika sudah unggul jauh di posisi pertama.
Bagnaia lagi-lagi terjatuh saat memimpin balapan GP Italia pada tahun berikutnya. Sudah cukup? Masih belum!
Ketika Red Bull Ring kembali menggelar dua grand prix di MotoGP pada musim yang sama, Pecco, sapaan akrab, sial di kedua-duanya.
Pekan pertama di Spielberg, masalah dengan ban mengganggu performa Bagnaia. Padahal dia dapat memimpin sampai balapan harus diulang.
Pekan berikutnya, hujan turun di akhir dan dia cuma menjadi runner-up karena kalah strategi dengan Brad Binder yang nekat memakai ban slick di lintasan yang basah.
Bagnaia akhirnya mendapatkan kemenangan pertamanya di Aragon pada 2021 meski menghadapi tekanan terus menerus dari Marc Marquez.
Bak tukar nasib, gantian Marc Marquez yang seret kemenangan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | GPOne.com, MotoGP.com, AS.com |
Komentar