"Pecco (Francesco Bagnaia) mungkin lebih lemah secara fisik daripada Jorge Martin dan Marc Marquez daripada pemnalap lain, tetapi tidak dalam latihan balap jarak jauh," aku Xaus.
"Saat itulah ia mencapai bentuk fisik pertengahan musim dan membuat lompatan dalam kualitas," katanya tentang fisik pembalap Italia tersebut.
"Ia menggunakan lebih sedikit tenaga karena ia tidak memilikinya karena ia tidak memiliki kekuatan apa pun, ia tidak bertarung. Pecco lebih mirip dengan Valentino Rossi dan Martin lebih mirip dengan Marc Marquez yang lebih agresif."
"Perubahan arah Pecco dari putaran pertama hingga terakhir, motor bergerak sangat sedikit dan Anda melihat Martin atau Marquez dan motornya menjadi longgar."
Valentino Rossi akan membantu para pembalapnya, termasuk Bagnaia yang terlibat dalam pertarungan kejuaraan yang juga melibatkan Marquez.
"Dia melakukan ini untuk mengurangi tekanan pada Pecco dan orang-orangnya. Ia memberikan tekanan kepada dirinya sendiri karena ia tidak lagi balapan."
"Dia mengalihkan perhatian dan kemudian para pembalapnya menjadi santai," ucap Xaus.
Dengan GP24, Martin beradaptasi dan mulai mengenalnya sehingga dia melaju lebih cepat dan apa yang sebelumnya tidak begitu bagus yaitu kecepatan.
"Kini dia dapat memilikinya. Kami berbicara tentang sepersepuluh detik. Seorang pembalap terkadang berjuang untuk seperseribu detik," ucap Xaus.
"Dia melewati sepuluh tikungan dan berkata 'itu batas tikungan' dan ia harus melaju lebih cepat lagi melalui tikungan itu padahal itu sudah batasnya. Dan pembalap MotoGP mampu melampaui batas setiap putaran," kata Xaus.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar