"Kalau melihat permainannya masuk, mampu bersaing. Kalau menurut saya, kelihatannya sulit, berat, kelihatannya ada yang hilang , ada yang tidak bisa. Tetapi, sebetulnya kita melupakan," tutur Candra.
"Regenerasi hilang, karena kita missed, kita tidak komitmen atau tidak konsisten. Perlu profesionalisme seperti apa terhadap diri sendiri mapun tanggung jawab kepada katakanlah kepada lingkungan, bangsa dan negara."
"Itu dari awal harusnya dibentuk. Saat ini banyak turnamen. Bisa dipilih, tetapi sekarang yang harus diutamakan adalah Merah Putih dinaikkan atau Indonesia Raya dinyanyikan."
"Saya kira lebih ke sana hubungannya juga harus ke Pemerintah juga dan kerjasama dengan PBSI harus semakin baik," ucap peraih medali emas ganda putra pada Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan itu.
Candra lalu menceritakan apa yang dia rasakan saat menjadi mentor tim Ad Hoc PBSI untuk persiapan Olimpiade Paris 2024. Ganda putra meneruskan puasa gelar medali setelah terakhir kali diraih Markis Kido (alhmarhum)/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008.
"Saya inginnya sudah move on, tetapi masih ini terus karena saya juga kepikiran dan tentu saya juga ikut sedih karena latihannya cukup maksimal, usahanya bagus," tutur Candra.
"Bahkan 10 hari di Chambly (Paris) saya melihat sendiri, ini saya review. Artinya saya melihat Fajar/Rian, Gregoria dan teman-teman lain luar biasa. Persiapan mereka juga sudah bagus sekali."
"Memang mereka persiapannya sudah bagus. Mungkin saya lihat juga strategi cara bermain juga yang perlu diperhatikan tentunya dikaji ulang dan juga sekaligus dari kebiasaan."
"Kebiasaan yang saya bilang ya junior junior kami ini, jangan sampai tidak siap karena memang bertahap, saingannya berat, tanggung jawabnya berat, mentalnya harus kuat."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar