Hal ini berbeda dengan peraturan FIVB untuk kompetisi bola voli yang mana telah diterapkan di Indonesia, salah satunya di Proliga.
Perbedaan kedua ini yang akan coba diubah di Liga Voli Korea 2024-2025.
Selain itu, musim depan tim juga boleh meminta challenge ketika reli masih berlangsung jika menemukan pelanggaran oleh lawan.
Sebelumnya, challenge baru bisa diminta setelah reli selesai.
Di Proliga, tim sudah bisa meminta wasit untuk menghentikan reli jika menemukan pelanggaran sejak teknologi video challenge diperkenalkan di babak final four dari musim 2023.
KOVO berencana mengembangkan video challenge dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
"Ketika pengembangan sistem perwasitan berbasis AI sudah komplet, kami berharap dapat melihat keputusan yang lebih akurat dan dapat diandalkan," tulis KOVO.
Adapun satu peraturan internasional yang belum diterapkan di Proliga tetapi akan diadopsi oleh Liga Voli Korea adalah kartu hijau.
Kartu hijau diberikan kepada pemain yang mengakui pelanggaran yang dilakukannya sebelum wasit memberi sinyal video challenge.
Kartu hijau telah dibawa FIVB ke kompetisi internasional saat Volleyball Nations League 2023. Aturan ini pertama kali diterapkan di Liga Italia.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Naver Sports |
Komentar