Marini tidak beranjak dari balapan yang sepi sejak lap pertama di mana dia sudah tertinggal 1 menit di belakang kompetitor lainnya.
Daripada dengan pembalap di depannya, Marini lebih dekat dengan Marquez yang berada di belakangnya tetapi sebenarnya sedang memimpin balapan.
Alhasil, alih-alih fokus dengan mengejar pembalap di depannya, Marini was-was jika justru Marquez yang menyalipnya sehingga terjadi overlapping.
Kecepatan Marquez sebagai pembalap terdepan pada sesi balapan utama Aragon memang sulit dibantah.
Dengan Jorge Martin (Prima Pramac) yang berada di posisi kedua saja, Marquez sempat unggul dengan gap waktu di atas 5 detik.
Butuh motivasi kuat bagi Marini untuk menuntaskan balapan itu dengan suasana sendirian dan jarak yang sangat jauh.
Marini dapat tampil dengan ritme yang stabil dan bahkan waktu lap terbaiknya di balapan kemarin (1:50,198) lebih tinggi daripada rekan setimnya, Joan Mir (1:50,312).
"Itu sangat sulit karena kondisi lintasan yang tidak kenal ampun," kata runner-up Moto2 2020 itu.
"Jika sampai keluar dari jalur normal, itu bisa mendatangkan bencana. Sangat mudah kehilangan banyak waktu."
"Tetapi, kemudian saya melihat ke layar, melihat pemimpin balapannya dan mencoba untuk berakselerasi agar dia (Marquez) tidak menyalip saya."
"Jadi saya menemukan motivasi saya (untuk tetap tampil sebaik mungkin)."
"Saya membayangkan saya berada di depan balapan dan Marquez akan berusaha menyalip saya. Pada akhirnya saya 'menang'," kata Marini setengah bercanda.
Pada akhirnya Marini menuntaskan balapan seri Aragon dengan selisih waktu mencapai 1 menit 52,386 detik di belakang Marquez.
Sebagai perbandingan, waktu lap Marquez yang paling pelan adalah 1 menit 50,946 detik. Itu lebih lama daripada satu putaran bagi Marquez di balapan kemarin!
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar