BOLASPORT.COM - Shin Tae-yong bicara tentang penanganan cedera di timnas Indonesia.
Shin sudah menjalankan tugas sebagai pemimpin skuad Garuda selama empat tahun.
Dia tentunya sudah mengenal semua pemain yang akan bertarung dan mereka yang memiliki potensi.
Namun, semua taktik bisa saja berubah saat berada di pertandingan atau turnamen.
Memiliki taktik rotasi cepat membuat pemain skuad Garuda tidak bisa lepas dari duel yang terjadi.
Termasuk faktor cedera yang membuat sang pemain harus menjalani perawatan
Baca Juga: Sedang Tugas di Timnas Indonesia, Thom Haye Dapat Tawaran dari Tim Belanda
Shin Tae-yong sudah menemukan formulasi khusus saat ada pemainnya yang tumbang.
Pencegahan selalu dilakukan salah satunya dengan membawa dokter berpengalaman dan sudah lama berkarir di sepak bola yakni Choi Ju-young."
Menariknya, selalu ada dokter tim yang melakukan pengawasan saat skuad Garuda mulai menjalani pemusatan latihan.
"Di Indonesia, dokter mengikuti tim sejak pemusatan latihan hingga selesai, bisa sebulan, bisa dua bulan dokter yang bersama tim, selalu ditempatkan satu orang per tim."
"Sedangkan di korea, dokter hanya bisa datang saat pertandingan, karena mereka memiliki pekerjaan lain, namun di Indonesia, dokter sudah ditempatkan sejak awal pemusatan latihan."
"Kemudian ada dua fisioterapis dan juga pelatih fisik, dalam hal ini mereka cukup baik," kata Shin Tae-yong dilansir BolaSport.com dari kanal YouTube Jenius rehabilitasi Yoon Chun-Jae.
Dokter tim akan langsung mengirim laporan kepada pelatih.
Di antaranya terkait proses pemulihan dan bagaimana strategi yang akan diambil.
Nantinya, pelatih fisik, dokter tim, dan fisioterapis akan mengambil keputusan yang dirasa paling tepat.
"Jika ada yang cedera, dokter tim kami akan melaporkan lebih dulu, lalu kami memutuskan bagaimana proses rehabilitasi."
"Kami menyusun program rehabilitas dengan melibatkan pelatih fisik, dokter tim, dan fisioterapis, lalu membaginya dalam beberapa tahap," ujarnya.
Baca Juga: Media Korea: Magis Shin Tae-yong Akhirnya Kembali Terbukti
Pelatih berusia 53 tahun ini ingin semua pemain yang ada di tim dalam kondisi bugar.
Saat ada yang cedera maka dia memilih untuk menyimpan pemain tersebut daripada mengambil resiko.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan terburuk dan sang pemain absen lebih panjang.
"Bagi saya saya saat ada pemain cedera, saya tidak akan memaksakan bermain."
"Saya tidak akan memainkan sampai benar-benar pulih, sampai kondisinya kembali seperti semula."
"Jika memaksakan bermain dalam satu pertandingan dan cedera parah, waktu istirahat yang awalnya hanya seminggu bisa menjadi dua atau tiga bulan."
"Apabila tidak dirawat dan direhabilitasi dengan benar," ujarnya.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Youtube |
Komentar