"Tapi Alhamdulillah kami bisa kembali ke pola yang benar dan memenangkan pertandingan," tambahnya.
Sementara Ana, menyoroti soal situasi lapangan yang sempat membuat mereka sedikit harus beradaptasi.
"Posisi lapangan di gim kedua itu menang angin. Jadi, maunya buru-buru menyerang padahal seharusnya sabar saja," ujar pemain asal Jember, Jawa Timur tersebut.
Memijak perempat final lagi di turnamen kedua mereka sejak periode pasca-Olimpiade Paris 2024 menjadi hasil yang sangat positif dalam kemajuan yang ditunjukkan Ana/Tiwi.
Tahun ini Ana/Tiwi telah memijak 4 final dengan hasil 2 gelar juara dan 2 runner-up.
Berkat lesatan itu, peringkat mereka kian membaik dengan sekarang sudah bertengger di ranking ke-12. Peluang untuk menjadi ganda putri terbaik Merah Putih pun terbuka.
Sebabnya, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti masih belum kembali terjun ke turnamen reguler BWF akibat kemelut cedera membayangi Apriyani.
Namun demikian, Ana/Tiwi tak mau terganggu dengan hal yang bisa membuat fokus mereka terganggu.
Mereka ingin fokus pada duet mereka sendiri lebih dulu dan perlahan meningkatkan level agar bersaing di kompetisi lebih elite.
"Jadi ganda putri pertama Indonesia? Kami belum berpikir ke sana. Kami mau fokus saja sama peningkatan performa kami dulu," ujar Tiwi.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | PBSI |
Komentar