"Karena ada senior mereka yang menarik, nah ini sangat bagus untuk tunggal putri."
"Seperti kemarin Putri KW masuk final, kan ini berarti trennya sudah meningkat."
"Nah itu sangat bagus sekali. Tapi, tuntunya pembinaan harus juga berjalan dengan baik," harap Susi.
Jarak prestasi pada sektor tunggal putri yang cukup jauh ini sebenarnya juga sudah pernah terjadi pada masa sebelumnya.
Seperti, jarak pretasi belasan tahun antara raihan medali Mia Audina (perak) dan Susi Suanti (perunggu) pada Olimpiade Musim Panas 1996 ke raihan medali perunggu oleh Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008.
"Memang ada gap ya sejak saya dan kita berharap di Mia, tapi gagal," aku Susi.
"Kemudian ada Maria Kristin, Firda kan waktu itu, lalu ada Bellaetrix."
"Beda dengan (sektor) putra yang terus berkesinambungan."
Lalu, pemegang penghargaan Hall of Fame BWF ini berpendapat poin utama untuk regenerasi itu adalah proogram pembinaan yang berkesinambungan.
Sehingga, program berkesinambungan tersebut bisa menjadi persiapan menuju Olimpiade Los Angeles 2028.
"Ya kita harus pastinya punya program pembinaan yang berkesinambungan, itu adalah hal mutlak."
"Semakin banyak atlet dipersiapkan, semakin baik. karena penyaringannya akan lebih selektif."
"PBSI sudah tahu lah bagaimana mempersiapkan diri (untuk Olimpiade), sudah terbiasa."
"Program yang diterapkan, kerja tim harus bagus."
"Bisa belajar dari sebuah kesuksesan dan kegagalan."
"Itu persiapan yang harus dilakukan PBSI untuk persiapan menuju Olimpiade 2028," tutup Susi.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar