Ngapeth menyumbang 16 poin dari 15 bola serangan (rasio sukses 44,1 persen) dan 1 servis ace.
Sementara pemain asing lainnya, opposite inti timnas Prancis, Jean Patry, mengemas 31 poin dengan rincian 26 attack (rasio sukses 60,4 persen), 3 blok, dan 2 ace.
Pelatih Bhayangkara, Reidel Toiran, mengomentari performa legiun asingnya itu.
"Tentunya, kita tidak boleh lupa bahwa Ngapeth baru saja tampil di Olimpiade dan kelelahan," kata Reidel, dilansir dari laman resmi Federasi Bola Voli Iran (IRIVF).
"Dia dan Patry sangat membantu kami di pertandingan ini dan kami berterima kasih kepada mereka," imbuhnya.
Melihat statistik pertandingan, Ngapeth juga sibuk dengan pertahanan.
Pemenang trofi AVC Club Championship 2022 bareng Paykan Tehran itu paling banyak melakukan dig sukses di Bhayangkara, melebihi Fahreza Rakha selaku libero.
Penerimaan bola Ngapeth juga tinggi dengan 7 kali dari 20 kesempatan, hanya kalah dari Agil Angga yang juga dibuat sibuk dengan 11 receive sukses dari 26 kesempatan.
Kehadiran Ngapeth dan Patry yang merupakan pemain inti dari skuad juara VNL dan Olimpiade Paris cukup menyedot perhatian publik Iran yang menjadi tuan rumah.
Lebih-lebih, Indonesia bukan tim yang memiliki tradisi kuat di AVC Club Championship, setidaknya sampai Bhayangkara sukses lolos ke final untuk pertama kalinya pada 2023.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | volleyball.ir |
Komentar