Satu hal yang paling membuat pembalap 25 tahun itu harus berjuang keras adalah rasa sakitnya.
Dalam dua seri yang berlangsung secara beruntun, Diggia menjalani setiap sesi sampai balapan utama dengan rasa sakit luar biasa.
Penampilannya pun tidak bisa 100 persen.
Kondisi yang cukup menyiksa itu mau tak mau harus dia tahan. Sebab, Diggia enggan untuk naik ke meja operasi demi membetulkan dislokasi pada bahunya.
Sementara ini, dia hanya ingin memulihkannya tanpa harus menghadapi pisau bedah.
Padahal, jadwal yang sangat berat telah menantinya.
Tujuh balapan tersisa di MotoGP 2024 hanya akan berlangsung dalam rentang waktu sembilan pekan saja meski melintasi dua benua!
Dua kali pembalap akan menjalani triple header alias tiga seri beruntun.
Rangkaian yang pertama dimulai dari GP Emilia Romagna (20-22 September) yang dilanjutkan dengan GP Indonesia (27-29 September) dan GP Jepang (4-6 Oktober).
Libur sepekan, kompetisi dilanjutkan dengan triple header lainnya: GP Australia (18-20 Oktober), GP Thailand (25-27 Oktober), lalu GP Malaysia (1-3 November).
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar