BOLASPORT.COM - Pembalap Pertamina Enduro VR46, Fabio Di Giannantonio, dihadapkan pilihan sulit akibat cedera bahu yang sejatinya mengharuskan dia untuk naik meja operasi.
Persiapan Fabio Di Giannantonio menuju seri balap ke-14 di MotoGP Emilia Romagna pada pekan depan dihantui masalah kondisi fisik.
Menjadi balapan kandangnya sebagai rider Italia, MotoGP Emilia Romagna adalah kesempatan emas bagi Diggia untuk unjuk gigi di hadapan publik sendiri.
Namun, aksi pemenang GP Qatar 2023 itu malah kemungkinan tidak bisa maksimal karena bahu yang mengalami dislokasi.
Cedera bahu Di Giannantonio terjadi setelah dia mengalami kecelakaan yang cukup parah pada sesi latihan bebas GP Austria di Red Bull Ring pada 16 Agustus lalu.
Menurut saran dokter, rupanya, pembalap yang akrab disapa Diggia itu semestinya naik meja operasi sejak insiden tersebut.
"Saat saya melakukan pemeriksaan medis yang pertama, dokter sudah bilang bahunya harus dioperasi," kata Diggia dikutip BolaSport.com dari Paddock-GP.
Namun, langkah tersebut tidak langsung diambil Diggia memilih kembali ke lintasan pada seri GP Aragon dua pekan kemudian dan dilanjutkan dengan GP San Marino.
Sejak comeback, Diggia memang tetap bisa finis 10 besar walau hasilnya memang belum gereget karena dipengaruhi banyak insiden.
Satu hal yang paling membuat pembalap 25 tahun itu harus berjuang keras adalah rasa sakitnya.
Dalam dua seri yang berlangsung secara beruntun, Diggia menjalani setiap sesi sampai balapan utama dengan rasa sakit luar biasa.
Penampilannya pun tidak bisa 100 persen.
Kondisi yang cukup menyiksa itu mau tak mau harus dia tahan. Sebab, Diggia enggan untuk naik ke meja operasi demi membetulkan dislokasi pada bahunya.
Sementara ini, dia hanya ingin memulihkannya tanpa harus menghadapi pisau bedah.
Padahal, jadwal yang sangat berat telah menantinya.
Tujuh balapan tersisa di MotoGP 2024 hanya akan berlangsung dalam rentang waktu sembilan pekan saja meski melintasi dua benua!
Dua kali pembalap akan menjalani triple header alias tiga seri beruntun.
Rangkaian yang pertama dimulai dari GP Emilia Romagna (20-22 September) yang dilanjutkan dengan GP Indonesia (27-29 September) dan GP Jepang (4-6 Oktober).
Libur sepekan, kompetisi dilanjutkan dengan triple header lainnya: GP Australia (18-20 Oktober), GP Thailand (25-27 Oktober), lalu GP Malaysia (1-3 November).
Setelah itu lagi-lagi hanya ada libur selama sepekan sebelum kompetisi memanas karena seri terakhir GP Valencia pada 15-17 November.
Dengan jadwal yang brutal, Diggia harus memilih antara kondisi tubuhnya atau peringkatnya di klasemen sementara.
Pembalap asal Roma tersebut sedang menempati peringkat ke-8 di klasemen MotoGP 2024 dan hanya berjarak 26 poin untuk terlempar dari posisi 10 besar.
Masa depan Diggia sebenarnya sudah aman karena telah meneken kontrak pabrikan dengan Ducati untuk MotoGP 2025.
Diggia akhirnya memilih untuk memaksimalkan waktu yang ada menuju seri GP Emilia Romagna.
"Jika kami melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan otot dan semuanya, mungkin saya tidak akan memiliki masalah lagi dan saya akan dapat terus seperti ini," kata Diggia.
"Namun, saya harus menunggu sampai semua peradangan hilang. Jadi memang ini akan jadi proses yang panjang," pungkasnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
Komentar