"Dia dan Patry sangat membantu kami pada pertandingan ini dan kami berterima kasih kepada mereka."
Melihat statistik pertandingan, Ngapeth juga sibuk dengan pertahanan.
Pemenang trofi AVC Club Championship 2022 bersama Paykan Tehran itu paling banyak melakukan dig sukses di Bhayangkara, melebihi Fahreza Rakha selaku libero.
Penerimaan bola Ngapeth juga tinggi dengan 7 kali dari 20 kesempatan, hanya kalah dari Agil Angga yang juga dibuat sibuk dengan 11 receive sukses dari 26 kesempatan.
Kehadiran Ngapeth dan Patry yang merupakan pemain inti dari skuad juara VNL dan Olimpiade Paris cukup menyedot perhatian publik Iran yang menjadi tuan rumah.
Apalagi, Indonesia bukan tim yang memiliki tradisi kuat di AVC Club Championship, setidaknya sampai Bhayangkara sukses lolos ke final untuk pertama kalinya pada 2023.
"Di Indonesia, bola voli sedang berkembang pesat," kata Reidel yang juga mengawali karier sebagai pemain asing di Indonesia.
"Dan kami ingin meningkatkan diri dengan merekrut pemain-pemain internasional."
Adapun soal hasil pertandingan, Reidel merasa penampilan anak-anak asuhnya sudah sangat baik hingga mampu membalikkan keadaan.
"Pada set pertama, kami bermain sangat buruk dan kalah, tetapi setelah itu kami dapat kembali ke permainan dengan sejumlah perubahan," ujar Reidel.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | asianvolleyball.net, volleyball.ir |
Komentar