Namun, sudah empat tahun berlalu sejak Morbidelli terakhir kali mencicipi kemenangan dalam balapan di Valencia, Spanyol.
Transisi Franky dari motor 'butut' Yamaha ke motor 'jagoan' Ducati, dan pabrikan, pada musim ini menemui kendala setelah insiden saat latihan yang menyebabkan cedera otak.
Tanpa sekalipun turun dalam tes pramusim, Morbidelli memulai dengan selalu finis di luar zona poin, 15 besar saat balapan utama, dalam dua balapan pertamanya.
Padahal tiga penunggang motor Ducati Desmosedici GP24 lainnya yakni Francesco Bagnaia, Enea Bastianini, dan Jorge Martin, menjadi langganan podium.
Morbidelli baru mendekati grup lima besar jelang paruh musim dengan finis kelima dalam seri ke-9 GP Jerman. Lima seri berselang kejayaan kembali berada di depannya.
"Hari Minggu kemarin saya merasa diri saya lebih cepat daripada Jorge dan Pecco (Bagnaia)," kata Morbidelli merujuk pace-nya pada seri MotoGP San Marino.
Morbidelli menggunakan potensinya saat sprint di mana dia finis di posisi ketiga dengan hanya berjarak 0,3 detik dari Bagnaia yang menjadi runner-up.
Saat balapan utama dia juga mampu bergabung bersama Bagnaia dan Martin di grup terdepan sampai hujan yang membasahi lintasan membuatnya tergelincir dan gagal finis.
Kecepatan Morbidelli telah ditegaskan dalam tes tengah musim di Misano, sehari setelah balapan GP San Marino.
Morbidelli menjadi pembalap dengan waktu lap tercepat kedua dalam tes. Dia hanya kalah dari Bagnaia dan dengan gap yang tipis yaitu 0,161 detik.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar