BOLASPORT.COM - Manajer Tim Ducati, Davide Tardozzi, menganalisis ekspektasi para pembalapnya untuk meraih gelar juara serta apa tujuan Ducati saat ini dan ucapan selamat tinggal beberapa pembalapnya.
Tardozzi di media Italia, TuttoSport berbicara tentang tujuan utamanya tahun ini bersama Ducati.
"Saya berasal dari SBK (Superbike), tetapi kecintaan terhadap motor masih utuh dan dunia prototipe ini membuat saya terpesona," ucap Tardozzi dilansir dari MotoSan.
"Orang-orang di Ducati sangat baik, cakap, dan membumi. DNA MotoGP seharusnya tidak berubah, bahkan dengan hadirnya Liberty Media."
"Hubungan dengan fans di Paddock ini adalah sesuatu yang unik, berbeda dengan Formula 1. Kalau ada yang bisa mengajari kita untuk menjadi lebih baik lagi, selamat datang, tetapi kita jangan meniru F1."
Mengenai tujuan Ducati hari ini dan sebelum akhir musim, Tardozzi sudah jelas memiliki tujuan untuk meraih kemenangan.
"Kami berlari untuk menang, berkembang dan mencoba memberikan yang terbaik dari diri kami dan pembalap kami," ujar pria asal Italia ini.
"Kami harus 100 persen fokus pada tujuan ini bahkan pada titik di mana kami merasa lebih kompetitif. Saya tidak pernah meremehkan lawan saya. Mereka juga berteman dan bertetangga, meski sebentar lagi mereka akan berubah warna."
Berbicara tentang perubahan warna, dapat dipahami bahwa kata-kata ini disampaikan melalui Pramac Racing yang mengganti mereknya (Yamaha) dan Jorge Martin, pembalap utama mereka di tim ini yang juga berpindah ke merek lain (Aprilia).
"Hubungan telah baik selama 20 tahun dan akan terus terjalin karena merupakan tujuan bersama untuk meninggalkan satu sama lain dengan cara yang terbaik," ujar Tardozzi.
"Jangan pernah berkata tidak pernah dalam hidup, bahkan jika Anda menandatangani kontrak jangka panjang dengan Yamaha."
Setelah salah satu pembalap hebat Ducati, seperti Jorge Martin, telah berganti merek, apa yang akan terjadi jika Franceso Bagnaia pergi.
"Dalam hal ini kita harus bertanya kepada diri sendiri mengapa kita tidak lebih baik dari mereka, mengetahui bahwa di Pramac Racing mereka memilikinya," ujar Tardozzi.
Baca Juga: Mantan Bos Honda Buka Suara: Marc Marquez Lebih Banyak Tahu tentang Motor daripada Kita
"Seorang pembalap yang sangat kuat dan terikat kontrak dengan Ducati. Oleh karena itu, mereka patut berterima kasih kepada kami yang memiliki motor yang sama persis dengan Bagnaia dan Enea Bastianini serta dukungan maksimal dari teknisi kami."
"Singkatnya, kami telah menempatkan mereka dan kami akan terus meraih gelar juara dunia."
Tardozzi menyoroti lebih banyak tentang pembalapnya, Bagnaia yang memiliki kesadaran nyata untuk menjadi Juara.
Selain itu, Bagnaia memiliki pengalaman dan kerendahan hati untuk selalu melakukan pekerjannya dengan lebih baik.
"Ia telah memahami banyak hal tentang kesalahan masa lalu dan menaruh keinginan untuk mempelajari segalanya. Pecco tahu dia belum mencapai titik itu, itu masalah besar," ucap Tardozzi.
"Ketika Anda memenangkan apa yang dia menangkan dalam beberapa tahun terakhir, Anda jatuh ke dalam perasaan berkuasa. Pecco tetap membumi, selalu meminta bantuan. Ini akan membuat kalian menjadi lebih baik lagi, menjadi lebih kuat."
Tardozzi juga menyoroti sesuatu dari Marquez, yang pada 2025 dia akan menempati garasi resmi pabrikan Ducati.
"Saya berharap dia berkontribusi pada evolusi motor dan dia akan berhubungan dengan tim dan rekannya dengan cara terbaik mengetahui bahwa dia memiliki semua kemungkinan untuk memenangkan gelar dunia kesembilannya," tutur Tardozzi.
"Saya berharap atau lebih tepatnya saya yakin karena dia adalah anak yang cerdas, akan berperilaku sebaik mungkin untuk dirinya dan tim."
Ini saatnya membicarakan fakta yang cukup penting bagi Ducati yakni mengucapkan selamat tinggal kepada pembalap seperti Jorge Martin, Enea Bastianini atau Marco Bezzecchi.
"Secara manusiawi ini adalah kekecewaan besar. Enea, Jorge dan Marco adalah tiga anak emas. Di level olahraga, kita banyak kehilangan," aku Tardozzi.
"Tiga calon pemenang hadiah utama, tiga calon pemenang Kejuaraan Dunia. Dan dalam tanda kutip kami memberikannya untuk kompetisi."
"Mereka tahu hal itu harus terjadi dan keputusan yang diambil sangat menyakitkan. Namun, seperti yang mereka katakan, dunia sedang bergerak maju dan kami pikir kami telah mengambil keputusan yang tepat."
"Jika ini masalahnya, kita akan tahu dalam beberapa tahun ke depan. Gelar Juara Dunia, untuk yang terbaik bagi Ducati."
Terkait siapa yang akan menjadi Juara Dunia MotoGP 2024, Tardozzi menyimpulkan bahwa yang terbaik menang karena akan menjadi yang tercepat.
"Masih banyak hal yang bisa terjadi. Martin dan Bagnaia punya banyak peluang untuk menang, tetapi saya tidak akan membiarkan Marquez absen atau Enea Bastianini. Apa yang ditunjukkan Pecco selama dua tahun."
"Sebelumnya, perolehan 91 poin dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) juga bisa terjadi kini, dengan 53 poin dari Marquez dan 62 poin dari Bastianini."
"Dalam pertarungan tatap muka, sulit untuk menang dan kehilangan banyak poin dalam sebuah balapan, namun dalam pertarungan terbuka seperti itu segalanya bisa berubah dalam beberapa balapan. Dan tujuh orang hilang. Tujuh akhir pekan masing-masing 37 poin."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar