"Kami tidak bisa mengatakan GP24 atau GP23 yang lebih baik. Terkadang pembalap lah yang mendorong motor hingga batasnya," kata Pirro kepada Marca, dilansir via Motosan.
"Peningkatan yang kami lakukan selalu untuk menjadi lebih baik dan sensasi rider yang membuat perbedaan," ujarnya.
Pirro memberi contoh kiprah Fabio Di Giannantonio di tim yang sama dengan Marquez pada musim lalu.
Kesulitan untuk bersaing di depan pada paruh musim pertama, Diggia mendadak tampil menggila hingga meraih kemenangan di GP Qatar, balapan kedua sebelum akhir musim.
"Pada awalnya, dia tampil di bawah performa, tetapi pada beberapa balapan terakhir ia adalah orang yang mengumpulkan poin terbanyak. "
"Apakah itu karena perubahan pada motor atau peningkatan kepercayaan diri sang rider?"
Pirro menekankan kunci kesuksesan Ducati hingga berhasil menjadi juara dunia konstruktor dalam lima musim berturut-turut bukan hanya karena motor yang kompetitif.
Akan tetapi, Ducati juga berhasil menyediakan motor yang dapat dikendarai para pembalapnya kendati punya gaya berkendara yang berbeda-beda.
Alhasil, ketika ditanya satu keunggulan dari motor GP24, Pirro menekankan bahwa kemajuan terjadi di berbagai aspek.
"Ya, ada peningkatan pada mesin, pada ride height device dan fairing, tapi tidak ada satu faktor yang membuat perbedaan signifikan," kata Pirro.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar