Pola pikir Bagnaia resmi itu berubah ketika ia melihat kecelakaan itu.
"Ketika saya melihat Martin memasuki tikungan itu, saya pikir jika ia menutupnya, ia akan memangkas jarak empat detik dari saya di akhir balapan karena ia jauh lebih cepat dari saya," tutur Bagnaia.
"Tetapi hari ini cuaca sangat panas, suhu aspal mencapai 63 derajat, kondisi terburuk yang pernah ada dan itu tidak mudah."
"Ketika saya melihatnya terjatuh, saya mulai berpikir untuk melaju cepat di tiga tikungan pertama lintasan, tetapi melambat di sektor terakhir untuk mengendalikan situasi, dan itu berhasil.”
Namun, menyerah bukanlah pilihan bagi juara dunia saat ini.
"Saya hanya berpikir bahwa saya harus memenangkan balapan, saya tidak boleh kehilangan tiga atau lima poin," ujar pembalap 27 tahun itu.
"Tidak mudah untuk melaju dalam kondisi seperti itu, saya melakukannya di tiga tikungan pertama dan kemudian saya mencoba mengendalikan diri di sektor terakhir dan itu adalah strategi yang bagus, tetapi besok tidak akan berhasil."
Ketika Bagnaia ditanya apa yang dipikirkan Martin setelah kejadian itu, dia menjawab sambil tertawa.Kedua pembalap gugup, meskipun pembalap Italia itu berada dalam situasi yang lebih buruk.
"Saya tentu saja berada dalam situasi yang lebih buruk daripada dia, tetapi dia harus lebih berhati-hati daripada saya," ucap Bagnaia.
"Hari ini saya hanya ingin menang dan, untuk beberapa alasan, lebih mudah melakukannya saat Anda tertinggal. Saat Anda unggul, Anda mulai terlalu banyak berpikir."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | MotoGP.com, Motosan.es |
Komentar