Selain itu, dalam kesempatan ini Ratu Tisha juga kembali mengingatkan tentang terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa hingga 135 orang.
“Hari ini tepat mengenang tragedi horor dalam sepak bola kita (Tragedi Kanjuruhan) dua tahun lalu."
"Kolaborasi adalah jalan satu-satunya untuk memecahkan permasalahan kita."
Baca Juga: Shin Tae-yong Panggil 27 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan Bahrain dan China
"Untuk football family yang saya banggakan dan cintai, saatnya kita stepback untuk menulis, berkonsep satu sama lain, untuk melahirkan karya-karya baru ke depannya. Semoga ini menjadi inspirasi yang tumbuh di hati insan masing-masing,” ujarnya.
Gita Sabharwal yang mewakili United Nations menilai sepak bola yang merupakan olahraga terpopuler bisa menjadi contoh bahwa budaya antarnegara mampu terkoneksi satu sama lain.
“Kami dari PBB bisa melihat bahwa atlet-atlet ini bisa menjadi penggerak untuk kita mencapai tujuan perdamaian."
"Anak-anak muda tentunya perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan kita ini,” katanya.
Sementara menurut Valerio de Divi, kekuatan olahraga bisa digunakan untuk membangun kerukunan dan ketahanan sosial.
“Acara olahraga ditargetkan karena dihadiri banyak penonton dan turis."
"Oleh karena itu, toleransi yang tinggi bisa dilihat dalam acara olahraga, dan olahraga bisa memberikan pembelajaran sosial dalam keterampilan seperti kepercayaan diri, memberi tahu kita semua warga dunia ada pengelolaan konflik, penyelesaian masalah, ini semua difasilitasi oleh olahraga lewat kontribusi pelatih dan administrator olahraga,” ujar Valerio de Divi.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar