Tak ayal, hal tersebut membuat posisi Lorenzo berada di atas angin hingga akhirnya dia memenangkan seri terakhir di Valencia untuk mengunci gelar juara.
Di sisi lain, Rossi yang start dari urutan paling belakang tampil heorik di atas motor YZR-M1 dan merengkuh finis di tempat keempat.
Dalam siaran podcast yang bertajuk Behind the Pilot belum lama ini, Lorenzo kembali mengenang rivalitasnya dengan Rossi.
Secara terang-terangan, pria yang telah dinobatkan sebagai legenda MotoGP tersebut mengaku membawa emosi persaingannya dengan Rossi hingga keluar lintasan.
Sisi emosional Lorenzo muncul ketika dia merasa persaingan di musim 2015 adalah persaingan yang paling gila di MotoGP bahkan hingga hari ini.
"Apakah saya pernah membawa kebencian di luar sirkuit? Ya," kata Jorge Lorenzo, dilansir BolaSport.com dari laman Corsedimoto.
"Ketika saya menjadi rival Valentino Rossi, para penggemar sangat terpecah. Ada kebencian, seperti dalam sepak bola."
"Tahun 2015 itu sangat dramatis dalam hal emosi, tidak ada yang sebanding dengan hari ini," tuturnya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Lorenzo juga tak sungkan mengungkapkan rasa kecewanya kepada para penggemar yang hadir di Valencia saat itu.
Dengan mayoritas orang Spanyol, Lorenzo justru mendapatkan cemooh ketika memarkir motornya di Parc Ferme alih-alih mendapatkan apresiasi.
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar