"Balapan yang sangat sulit. Saya tidak tahu harus berkata apa, saya merasa sangat hancur," ujar Rins yang finis di posisi ke-16, dilansir dari The-Race.
"Melakukan semua lap dengan detak jantung 190 bpm, memberikan yang terbaik untuk hasil ini, Itu sangat sulit," imbuhnya.
Sebagai catatan, dengan rumus sederhana detak jantung maksimal (220 dikurangi usia), batas teratas Rins yang berumur 28 tahun adalah 192 bpm.
Hampir dibuat jantungan sepanjang balapan.
Kurangnya grip pada bagian belakang membuat Rins tidak bisa maksimal dalam pengereman dengan ban belakang yang terangkat.
Kemudian dalam akselerasi, motor Yamaha kekurangan traksi yang cukup untuk keluar dari tikungan dengan cepat.
Bahkan saat motornya melaju di lintasan lurus, Rins mengaku kewalahan dalam mencegah ban motornya mengalami spin alias berputar di tempat.
Yamaha tengah menggodok berbagai solusi.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan mesin dengan konfigurasi V4 yang punya karakter lebih bertenaga daripada inline 4 yang mereka pakai sejak 2002.
Dengan tenaga ekstra, Yamaha bisa menciptakan lebih banyak grip melalui aerodinamika tanpa perlu terlalu mengkhawatirkan efek drag atau hambatan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu |
Sumber | : | Crash.net, The-race.com |
Komentar